Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Kamis, 22 Oktober 2015

Bab_7_A_Mandi taubat dan Dzikir maut

Mandi Taubat dan Dzikir Maut

 
Mandi Taubat dan Dzikir Maut

Seseorang yang menuntut ilmu thareqat dan telah mengerti ta’rif dan tujuan berthreqat itu, maka di dalam rangka bersuci dari, setelah selalu bersuci dari najis dan hadats (yang bangsa zhahir) sebagai bersuci tingkat pertama yang telah diuraikan dalam (bab ke empat) mengenai (takhalli), tibalah dia sekarang pada tingkat bersuci dari (dosa) yang bangsa zhahir dan bangsa bathin yang menurut kifayah dalam pan ilmu thareqat mesti dibersihkan dengan (taubat) dan ‘amal-‘amalan yang bersangkut dengan (taubat), di antaranya : (mandi taubat), maka itu sebelum pembicaraan kita sampai pada menerangkan kifayah mandi taubat, terlebih dahulu ada banyaknya disinggung sekedarnya pokok-pokok dasar kelakuan taubat itu, sebagai berikut :
1.      taubat itu termasuk (Thagarah ma’nawiya) bersuci dari najis dan hadats adalah thaharah hassiyyah.
2.      taubat pekerjaan hati, yakni berpokok pada membersihkan hati daripada dosa, niat tidak akan kembali melakukan dosa karena semata-mata menjungjung tinggi perintah Allah, bukan dikarenakan malu atau takut pada manusia. Firman Allah ta’ala :

 
 innallaha yuhibbu ttawamiina wayuhibbul mutathahhiriina (al-baqarah-222)
artinya : sesungguhnya Allah itu suka dan kasih pada orang-orang yang bertaubat dan suka serta kasih pada orang-orang yang suka membersihkan diri, dan telah sabda rasulullah saw, 
 

al-islamu nazhikun fatanadhafuu.
Artinya : islam itu bersih, hendaknya kamu membersihkan diri.
 

Firman Allah ta’ala : warabbuka pakabbir-wasiyabaka fathahhir (almundatsir-3-4)

Artinya : dan kepada tuhan hendaklah engkau besarkan (dengan taubat dan dzikir (thaharah ma’nawiah). Dan pakaian engkau hendaklah dibersihkan (thaharah hasiyyah)
3.      taubat berarti juga pencegahan, yakni meninggalkan dosa yang dirinya masih mampu untuk mengerjakannya, seperti : (dosa-fitnah-ria-hasud-dengki-mengumpat-sombong-takabur dan sepertinya itu).
4.      yang mendorong pada taubat, ada tiga :
1.      ingat akan kejahatan,
2.      ingat akan pedihnya siksa Allah, dan
3.      ingat akan kelemahan dan kedunguan diri sendiri.

5.      Syarat taubat ada tiga :
1.      meninggalkan ma’siat yang dikerjakan itu,
2.      menyesali diri atas perbuatan me’siat itu,
3.      berjanji,(niat) tidak akan kembali pada memperbuat dosa itu,
6.      hikmah taubat : ialah agar supaya beroleh taufiq untuk tha’at sebab banyak dosa itu menyebabkan tha’at dan malas ‘ibadah dan terutama agar diterima oleh Allah ta’ala ‘ibadah kita yang sunnah, sebab taubat itu hukumnya wajib, mesti ditunaikan sebelum melakukan yang sunnah2.
7.      rahasia pentingnya air untuk bersuci dan bertaubat. Firman Allah ta’ala :
 

8.       waja’alna minal ma-i kulla syai-iin hayyin apala yukminuuna (al-anbia-30).

Artinya : dan kami (Allah) telah menjadikan pada tiap-tiap yang hidup itu dari air, apakah mereka tidak percaya? Dan lagi firmannya :


 wayunazzilu ‘alaikum minassa-imaa-anliyuthahhirukum bihi wayudzhiba ‘ankum rijzasy-syaithani waliyarbitha ‘alaa quluubikum wayusabbit bihi ilaqdama (al-anfal-11)
artinya : dan Allah yang menurunkan atas kamu air dari langit untuk kamu sucikan diri kamu dengan air itu dan menghilangkan daripada kamu gangguan syaithan dan untuk ia mengikat hati2 kamu(menahan dari dosa2 keburukan hati) dan meneguhkan dengan air itu telapak2 kakimu (pendirian kamu dalam agama).

Bermula qasluttaubat : atau mandi taubat itu dikerjakan pada malam hari, selama (3-4) malam berterut-turut (lebih lama lebih baik) mulai tengah malam dan pertama-tama pada malam (jumah) dan malam2 berikutnya.
Adapun tempat mandinya mesti tidak beratapi maksudnya udara terbuka, tidak boleh telanjang badan mesti memakai ttalasan/lapisan, mengapa? Dalil mandi ditengah malam dibawa udara terbuka mengingat hadits yang ditunkan dari sayyidina abi hurairah sebagai berikut : 
 

Kana rasuulillahi saw, ya quulu : aquula : allahummagh-ghsil khatha yaya bilma-i wassalji walbadri,

Artinya : adalah rasulullah saw, bersabda : aku membaca du’a : yaa Allah, basuhlah oleh engkau akan semua kesalahan-kesalahanku dengan air stalju dan embun,
Maka itu bagaimanakah kita yang banyak kesalahan, sedangkan Nabi saw, ada menjalankan mandi taubat itu, dan jelas di malam hari, sebab salju dan embun tidak turun di siang hari, yang dimaksud dengan stalju disini bukannya mesti stalju yang turun dimusim dingin yang hanya terdapat dibenua-benua dekat kutub bumi, tetapi stalju adalah sejenis embun yang tiap lewat tengah malam turun dari langit, maka itu juga mandinya diudara terbuka, sebab nmanakala tempat beratap tentu embun dan stalju tersebut tertahan tidak berbaur dengan air yang dipake mandi taubat,
Selanjutnya persiapkan terlebih dahulu air yang akan dipake mandi dalam bejana atau tempat apa saja yang bersih dan banyakan padanya suruh : baca (al-fatihah 5x/7x) atau lebih sambil dihadiahkan sekurang-kurangnya kepada : rasulullah saw, para shahabat, para masyaikhi min ahlis-silsilatil qadariyyati wannaqsabandiyyah khusushnya assulthanil-aulia syekh ‘abdul qadir jailani- syekh /guru kita yang masih hidup atau yang selagi hidupnya semasa dengan kita, ibu, bapak kita, dan segenap arwah umat islam al ahya-iminhum wal-amwat. Maka airnya itu seolah-olah…..(air bibit)…untuk mandi taubat, yakni buat dituangkan dicampurkan dengan air yang lebih banyak yang mencukupi buat seluruh mandi taubat nanti.

1.      taubat dari dosa yang bangsa zhahir (yang diperbuat dengan anggota badan zhahir).
2.      taubat dari dosa yang bangsa bathin (perbuatan/geraq hati).
3.      taubat dari bangsa ruuh (nyawa).
4.      taubat dalam arti mohon terjaga dari memperbuat lagi dosa-dosa zhahir dan dosa-dosa bathin seraya mohon limpah karunia Allah ta’ala akan dibukakan (hijab yang menghalangi ma’rifatullah sehingga tiada terdinding yang lagi antara ruhani kita dengan Allah).

Mandinya menghadap jurusan (qiblat) sambil berjongkok dengan kaki kiri lebih bertekuk (lebih direndahkan), mata memandang kelathifatul qalbi, dengan tellafazh niat :
 

bismillahirrahmanirrahiim. Nawaitu liridha-illahil ghuslat-taubata ‘an jami-idz-dzunubi zhahiran wabathinan lillahi ta’ala.
Artinya : seja aku niat mandi taubat daripada sekalian dosa-dosa yang zhahir dan bathin karena Allah ta’ala.

Tertibnya : mandi yang pertama :
Menghadap air yang akan dipakai mandi, maka air bibit yang telah dibacai fatihah2 tadi seperempatnya dicampurkan pada air yang lebih banyak, mitsalnya dalam ember atau sebangsanya (yang mencukupi buat mandi yang pertama) sambil memohon kepada Allah ta’ala bahwasanya air ini dijadikanlah air dunya yang suci untuk mandi taubat dari segala najis dan dosa yang bangsa zhahir yang diperbuat dengan anggota2 badan dari kepala sampai kaki, sambil : mengguyur membasahi seluruh tubuh/badan-menggosok-gosok badan sehingga merata terbasahi dengan membaca : astaghfirallahal’azhiim (35x) sambil dalam hati memohon ampunan Allah atas segala dosa yang doperbuat dengan masing-masing anggauta badan yang bangsa zhahir beserta memohon disucikan daripada segala najis yang zhahir (sebelum guyuran pertama-tama, terlebih dahulu hadhirkan syekh /guru kita yang masih hidup atau yang selagi hidupnya semasa kita dihapan kita sehingga tampak jelas dalam pandangan ruhanii kita)
Setelah merata gosoklah badan dan membasahinya, juga telah selesai membaca (istighfar)-nya diminum sedikit dan ingat bagian rasa air itu : …(manis, pahit, wangi, atau sebagainya untuk nanti dilaporkan kepada guru sebab itu bahan penilaian guru untuk mengukur tingkat kebersihan hati murudnya)….selesai dari guyuran air yang sekaligus ini, lalu membaca surat : (alamnasyrah…..ilah 1x) dengan itu selesailah mandi yang pertama, lalu mempersiapkan mandi yang kedua : tempat air agak digeserkan sedikit, barulah dilanjutkan :

Mandi yang kedua :
Taubat dari segala dosa yang bangsa bathiniah. Maka dengan menuangkan/mencampurkan (satu perempat) bagian yang kedua dari air bibit kepada air yang sudah disediakan untuk mandi yang kedua, mohonlah kepada Allah ta’ala agar air tersebut dijadikanlah air (Zamzam) untuk mandi taubat daripada sekalian dosa yang nbangsa bathinah, yakni memohon di ampuni segala dosa yang terbit dari hawa nafsu yaitu yang tergerak dari hati yang terpaut didalam lathifah-lathifah yang tujuh (lathifatul qalbi, lathifatur-ruuh, lathifatul akhafi, lathifatul akhfa, lathifatun-nafsi ana thiqah, lathifatul kulli jasadi), dengan lafazh niat : …
 

nawaitu liridha-illahil ghuslat-taubati ‘an jami’idz-dzunuubi zhahiru wabathinallahi ta’ala…… selanjutnya lakukan sebagaimana pada mandi pertama tadi, pada bacaannya dan tatacara perbuatannya sama, hingga dosa selesai, baru dilanjutkan dengan : 

Mandi yang ketiga :
Taubat dari segala bangsa rahasia dan nyawa, dengan air yang dicampur (satu seperempat) bagian air bibit, mohon kepada Allah ta’ala dijadikan air itu air telaga koshar untuk mandi taubat memohon di ampuni daripada segala dosa-dosa hati, siir, rahasia, dan nyawa sehingga dibersihkanlah diri kita dari segala bentuk shifat mdzmumah/tercela sambil memohon dikokohkan hati dengan shifat-shifat mahmudah/yang terpuji, demikian memohon limpah karunia Allah ta’ala disucikan hati, rahasia, nyawa, sebagaimana telah disucikan oleh Allah ta’ala akan diri yang mulya rasulullah saw,
Juga cara dan bacaan sama dengan tinggkat mandi-mandi sebelumnya, lalu dilanjutkan dengan berikutnya :

Mandi ke empat :
Taubat daripada hijab. Dengan air yang telah dicampur dengan (satu seperempat) bagian yang ke empat dari air bibit memohon kepada Allah ta’ala dijadikan air mahfudh yakni air nurullah yang terpelihara di sisi Allah ta’ala untuk mandi taubat, memohon ampunan Allah terbukalah hijab/dinding yang antara ruhani kita dengan allah.

Adapun tatacara dan bacaan seperti perbuatan pada mandi-mandi sebelumnya juga

Lalu badan jangan dikeringkan dengan kain-biarkan kering dengan sendirinya- sambil menunggu badan kering baca banyak-banyak (astghfirullah wa atuubu ilah.

Maka selesai mandi ke empat-empatnya, kemudian berpakaian (dengan…..) utamanya dengan pakaian ihram haji atau dengan yang serba putih bersih lalu masuk pada tempat shalat atau tempat khalwat, untuk menjalankan : 


Bersambung ke_7_B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar