Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Jumat, 23 Oktober 2015

Bab_5_B_Takhallii = Menyinari Hati


 

1.                     Wasiat malaikat jabraiil r.a : atanii jibriilu faqala : ya muhammad ‘itsma syi’ta fainnaka mayyitun, wa-ahbib masyi’ta fainnaka mafariquhu, wa’mal masyi’ta fainnaka majriyyun bihi, wa’lam anna syarafal mu’mini qiyamuhu billaili, wa’izzahus tighna lauhu ‘aninnaasi (rawahul baihaqi ‘an jabar), artinya : jibril telah atang kepada saya, kemudian dia berkata, : wahai muhammad hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya engkau akan mati, cintailah apa saja yang engkau kehendaki, karena sesungguhnya pasti akan berpisah dengannya, berbuatlah apa saja yang engkau kehendaki karena engkau pasti mendapat balasan dari ‘amal itu, ketahuilah bahwa orang mukmin yang paling mulia ialah orang yang senantiasa (Shalat Malam) dan mukmin yang mulya ialah orang yang tidak membutuhkan manusia lainnya (tidak menggantungkan diri pada orang lain).
 


2.                     Cara shalat yang baik : idzash-shalla ahadukum falyushalli shalata mawadda’I shalata man layazhunnu innahu yarji’u ilaiha abadan (rawahu dailami ‘an am salmah) artinya : apabila sala seorang kamu mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang minta diri, yang ia berkeyakinan seolah-olah dirinya tidak akan kembali selama-lamanya, maksudnya : orang yang shalat dengan keyaqinan bahwa itulah shalatnya yang terakhir penghabisan tentu akan benar-benar (Khusu’) dan penuh ta’zhim, seperti itulah shalat yang terbaik. 
 
 
 
3.                     Menyembunyikan ilmu :ayyuma rajulin ayatahullahu ‘ilman fakatamahul jamahullahu yaumal qiyamati bilijamin minannari (awahu althabranii), artinya : mana saja yang diberi ilmu oleh Allah kemudian menyembunyikannya maka nanti dihari qiyamat Allah akan mengekangnya dengan kekangan api neraka. Maksudnya : orang yang jahil wajiblah belajar dan orang yang ‘alim wajib mengajar, maka orang yang kikir dari memberi ilmu pengetahuan yang ada pada dirinya di ancam dengan ‘adzab neraka.
 
 
4.                     Hendaklah bercita-cita :  innamal-amalu ahmatun li-ummatii laulamalu maardha’at ummun waladaha walaa ghaasa syajaan (rawahu ddailamii waghairahu), artinya :  sesungguhnya cita-cita itu adalah rahmat dari Allah untuk umtku kalau bukan karena cita-cita seorang ibu tidak akan menyusukan anaknya dan tidak seorang petani pun mau menanam pohon.
 
 

5.                     yang mendapat naungan Allah : atadruuna manissabiquuna ilaa dhillillahi  ‘azza wajalla? Alladziina idza’uthulhaqqa qabiluuhu wa-idza suiluuhu badzaluuhu wahakamuu linnasi kahakmihim li-anfusihim (rawahu ahmad), artinya :  taukah engkau sekalian siapa orang yang paliang dahulu mendapat naungan dari Allah? Ialah orang yang menerima kebenaran (haq)  orang yang segera memberi bila dimintai dan orang yang menerafkan / menjatuhkan hukum kepada orang lain seperti menjatuhkan hukum itu kepada dirinya sendiri.
 
6.                     Berpagi-pagi berusaha : bakiru fii thalabir-rizqi walhawa-iji fainnal ghuduw-wabarakatun wanajahun 9rawahu ibn ‘ad’an ‘aisyah), artinya : berpagi-pagi itulah dalam mencari rizqi dan kebutuhan hidup, sesungguhnya pagi-pagi itu mengandung barakah dan keberuntungan.
 
7.                     Persaudaraan : taralmukminiinafii tarahumihim watadudihim wata’atufihim kamatsil jasadi idzasytakaa ‘udhwun tada’alahu sairu jasadihi bisy-syahri walhumaa (rawahul bukharii), artinya : engkau perhatikan, orang mukmin dalam hal kasih mengasihi sayang menyayangi dan saling tolong menolong itu laksana satu tubuh, apabila salasatu anggota tubuh ada yang sakit maka seluruh anggota tubuh yang lain tertarik untuk membantunya dengan tidak tidur dan minum.
 
 
8.                     lapang dada dan besar hati :ta’arraf ilaallahi fiirrahai ya’rifuka fiisy-syiddati, wa’lam anna ma-akhtha-aka lam yakun liyashibaka, wamaa ashabaka lam yakun liyukhti-aka, wa annan-nashria ma’ash-shabri wa annal gharaja ma’alkarbi, wa anna ma’al’usri yusraa (…………), artinya : kenallah kepada Allah pada waktu lapang pasti Allah mengenalmu diwaktu sempit, ketahuilah ! sesungguhnya apa yang ditetapkan tidak mengenai engkau pasti tidak akan menimpah kepadamu, sebaliknya apa saja yang ditaqdirkan untuk menimpah kamu pasti tidak dapat terhindar kamu, sesungguhnya pertolongan itu datang bersama keshabaran, kesenangan bersama kesusahan dan sesungguhnya beserta kesulitan itu adalah kemudaha.
 
 

9.                     Orang yang paling kaya: laisal ghinaa ‘an katsratil earadhi walakinal ghinaa ghinnan-nafsi (rawahu bukhari muslim ‘an abi hurairah), artinya : bukanlah dinamakan kaya orang yang banyak harta bendanya tetapi yang dinamakan kaya ialah kaya jiwanya,
10.                 Kasih sayang dan hormat : laisa minna man ghassana, wala yakuunal mukminuuna mukminan hattaa yuhibbu lilmukminiina mayuhibbu linafsihi ( rawahu thabranii), artinya : tidaklah termasuk golongan orang-orang yang tidak menyayangi kepada yang lebih kecil/muda dan tidak mengetahuikewajibannya terhadap prang-orang yang lebih besar/tua bukanlah termasuk golongan orang yang menipu kamu, seorang mukmin tidak /belum dikatakan iman sehingga ia mencintai orang mukmin yang lain seperti mencintai terhadap diri sendiri.
 
 
11.                  Afdhalul imaani an ta’lama annallah ma’aka haitsu makunta (rawahu thabranii), artinya :  iman yang paling utama ialah : engkau mengetahui bahwa Allah senantiasa menyertai kamu dimana saja kamu berada.
 
 
12.                 Tawadha’ :attawadhu’u layaziidul’abda illa rif’atan fatawa dha’u yarfa’ukumullahu ta’alaa, wal’afwu layaziidul ‘abda illa ‘izzatan fa’fu ya’izzu kumullahu ta’ala, wash-shadaqahu layaziidul mala illa katsiiratan. Tashaddaquu yarhamkumullahu (rawahu ibn abii dunya), artinya : bertawadha’ itu tidak akan menambah kecuali ketinggian, maka bertawadha’lah kamu, pasti allah meninggikan kamu, pemaaf tidak akan menambah kecuali kemulyaan, maka jadilah orang pemaaf pasti Allah memulyakanmu, bersedekah menambah harta kecualai bertambah, bersedekahlah kamu pasti Allah akan mengasihi kepadamu.
 
 
13.                 Memberikan kemudahan : mayyassara ‘alaa ma’siri tayassarahullahu ‘alaihi fiiddunya wal-akhirati (rawahu ibn majah ‘an abi hurairah), artinya : barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan maka Allah akan memudahkan kepadanya di dunia dan akhirat.
 
14.                 ‘Amal yang sangat dicintai Allah : ahabbul’amali ilaallahi adwamuha wain qallu ( ….. ‘alaih), artinya : ‘amal perbuatan yang dicintai Allah ialah yang kekalnya meskipun sedikit.
 
 
 
15.                 Baguskan budi perangai dan banyaklah diam : ‘alaika bihusunil khuluqi wathuuli alsh-shumti fawalladzii nafsii biadihi matajammalal khala-iqu bimislihima (rawahu abuu ya’laa’an anas), artinya : wajib bagimu berbudi perangai yang bagus dan banyak diam, demi dzat yang diriku dalam kekuasaannya, tidak ada kebaikan bagi manusia yang menandingi keduanya itu.
 
 
 
16.                 Orang yang kuat : laisasy-syadiidu bish-shur’ati innamasy-syadiidul-ladzii yamluku nafsahu ‘indalghadhabi (rawahu bukhari muslim ‘an ibn hurairah), artinya : orang kuat bukanlah orang yang berani bergulat tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menguasai nasunga ketika marah.
 
 
17.                 Bekerjalah : ‘ilamuu fkullu muyassarun lima khuliqa lahu (rawahu thabrani), artinya : ber’amallah kamu sekalian, sesungguhnya tiap-tiap orang itu diberi kemudahan menjalankan sesuatu yang diciptakan Allah untuknya.
 
 
 
18.                 Bekerja keras : li-anya’khudzu ahadukum hablahu tsumma yaghduu ilaa jabali faya’tii bikhuzmati hathabin fayabi’aha fayakuffullahu biha wajhahu khairullahu min an ya-alannasa ‘athaahu aumana’uhu (rawahu bukhari muslim), artinya : demi, jika seseorang diantara maku membawa tali dan pergi kebukit untuk mencari kayu bakar kemudian dipikul kepasar untuk dujual, dengan bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu,k itulah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang, baik mereka itu mau memberi atau tidak.
 
 
19.                 Giat menuntut ilmu : alghuduwwu warrawahu fii ta’liimi afdhalu ‘indallahi minaljihadi fii sabilillahi (rawahu dailamii ‘an ibn ‘abas), artinya : bahwa berangkat diwaktu pagi dan diwaktu petang untuk menuntut ‘ilmu itu bagi allah lebih utama daripada jihad fii sabilillah.
 
 
20.                 Cara berzayarah / berkunjung : zurghiyyan tazdad hubban (rawahu thabrani), artinya : berzarahlah / berkunjunglah kamu jarang-jarang (jangan terlalu keraf) itu menambah cinta kasih.
 
21.                 Berbuatlah yang wajar : ahbib habiibaka huunan ma’asaa anyakuna ya’idhaka yauman maa wa abghidh ba’idhaka huunan ma’asaa an yakuuna habiibaka yauman maa (rawahu tarmidzi), artinya : cintailah kekasihmu secara wajar saja, boleh ia akan menjadi musuhmu pada hari yang lain, bencilah orang yang engkau benci secara wajar saja boleh jadi dia akan menjadikecintaanmu.
 
 
22.                 al’alimu walmuta’alimu syariikani fiilkhairi wasaa-irunnasi lakhairafihim (rawahu thabranii), artinya : orang yang mengajar dan orang yang belajar keduanya berhimpun dalam kebaikan, dan segenaf manusia tidak ada kebaikan padanya, (maksudnya : jika tak ada orang yang mengajar dan belajar tidaklah manusia dapat mengenyam kebaikan lagi.
 
 
23.                 Taqarrab kepada allah : qala ta’ala : idza taqarraba ilayyal’abdu syibran taqarrabtu minhu dzira’an, wa idza taqarraba ilayya dzira’an taqarrabta minhu ba’an, wa idza ataanii masyyan ataituhu harwalatan (rawahu bukhari), artinya : apabila hambaku mendekatkan diri kepadaku sejengkal maka aku akan mendekati kepadanya sehasta, apabila hambaku menekatkan diri kepadaku sehasta, maka aku akan mendekatinya sedepa, dan apabila dia datang kepadaku dengan berjalan maka aku akan datang kepadanya dengan berlari.
 
 
Bersabung ke_5_C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar