Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Sabtu, 24 Oktober 2015

BAB_3_C_MEMBINA AKHLAQ KESOPANAN ZHAHIR


MEMBINA AKHLAQ KESOPANAN ZHAHIR 



1.                           Orang sombong tidak masuk syurga : laa yadkhululjannata man kana qablihi mitsqala dzarratin min kibri, innallaha jamilun yuhibbuljamala, alkibru batharulhaqqi wafamthunasi (rawahu muslim ‘an ‘abdullah ibnu mas’ud), = artinya : tiada akan massuk syrga orang yang didalam hatinya ada shifat takabur (sombong) walau itu hanya seumpama seberat butir debu, sesungguhnya Allah itu maha elok menyukai keelokan  takabur ia menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

2.                           Munafiq : arba’u man kana fiihi kana muna fiqan khalishan waman kanat fiihi khashlatun minhunna kanat fiihi khashlatun minannifaqi hatta yada’aha idza’tumina khana, waidza haddatsa kaddaba, waidza ‘ahada ghadara, waidza khashama fajara, ( rawahu bukhari muslim ‘an ‘bdullahi bin ‘umar bin ‘asha), = artinya : ada empat perkara : barangsiapa memiliki sebagian dari shifat tersebut berarti dia adalah (munafiq) murni, barangsiapa meninggalkannya, ialah : bila dipercaya menghianat-bila berbicara berdusta-bila berjanji mengingkari- bila bertengkar jahat dia. Orang yang shaleh selalu membuang (empat) shifat tersebut. 
  

3.                           Hidup musti berseimbang :  laisa bikhairikum mantaraka dunyahu liakhiratihi  walaa akhiratahu lidunyahu hatta yushiiba minhuma jami’an, fainnadunya balaghun ilal akhirati walatakuunuu kalla ‘alannaasi (rawahu ibnu ‘asakar ‘an anas), = artinya : bukanlah menjadi orang yang terbaik dari antara kamu barangsiapa yang meninggalkan dunianya untuk akhiratnya dan yang meninggalkan akhiratnya untuk dunianya, sesungguhnya dunia ini bekal akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban manusia lain. 

4.                           Hargailah ‘ilmu : fathul ilmi anniyanu wadha’atuhu ayyuhadditsa bihi ghaira ahliha ( rawahu ibnu abii syaibah), = artinya : bahayanya ‘ilmu itu ada dua : melupakannya dan mensia-siakannya, termasuk pada mensia-siakan ilmu ialah membicarakannya dengan yang bukan ahlinya. Lupa itu membahayakan ilmu dan membicarakannya dengan bukan ahlinya itu bahaya karena bisa2 salah menerangkannya, pada orang yang bukan ahlinya. 


5.                           Membahayakan agama : fatuddiini tslatsatun : faqiihu fajirun, waimaamun jairun, wamujtahidun jahirun (rawahu dailamii ‘an ibnu ‘abas),= artinya : yang membahayakan agama itu ada (tiga perkara) : (1) orang pandai yang durhaka, (2) pemimpin yang aniaya, (3) pejuang (mujtahidin) yang bodoh. 


6.                           Obat hati yang keras/kasar : atuhibbu anyaliina qalbaka watudrika hajataka irhamilyatiima wasma’ ra’sahu wa-at’amhu min tha’amika yalin qalbaka watudrik hajataka ( rawahu thabrani ‘an abi ddarda-i), = artinya : apakah kamu senang agar hatimu menjadi lunak dan terpenuhi kebutuhanmu? Kasih sayangilah (anak yatim) belailah kepalanya dan ajaklah makan bersamamu niscaya hatimu menjadi lunak/lembut dan kebutuhanmu terpenuhi. 


7.                           Jagalah diri : uthlubul hawaijubi’izzatil-anfasi fainnal umura tajrii bilmaqadiiri ( rawahu ibnu ‘asakir ‘an ‘abdullah bin mas’ud), = artinya : carilah kebutuhan hidup dengan senantiasa menjaga harga diri, sesungguhnya segala persoalan itu berlaku/berjalan menurut ketentuan. Mencari bekal hidup itu wajib tetapi hendaklah dengan jalan yang baik dimana harga diri dan kehormatannya terpelihara, adapun keberhasilan akan (rizqi) itu sudah tertentu dalam suratan taqdir Allah, maka janganlah memenuhi kebutuhan hidup itu dengan menjatuhkan nilai-nilai harga diri.


8.                           Menghilangkan marah : innalghadhaba minasy-syaithani wainnasy-syaithana khuliqa minannari wainnama tuthfi-annara bilma-ifaidza ghadhiba ahadukum falyatawadh-dha’ (rawahu abu daud), = artinya : sesungguhnya marah itu datangnya dari (syaithan) dan syaithan itu dijadikan dari api, sesungguhnya api itu bisa dipadamkan dengan air, apabila salasatu diantara kamu marah maka segera wudhulah.

9.                           Ditinggalkan orang karena jahatnya : innasy-syarrannasi munjilatan ‘indallahi yaumalqiyamati man tarakahunnasu ittaqa-a fuhsihi (rawahu bukhari muslim ‘an ‘aisyah),= artinya : sesungguhnya manusia yang mendapat tempat tinggal yang paling jelek nanti dihari qiamat ialah orang yang ditinggalkan (dikucilkan) oleh orang2 lain karena ditakuti kejahatannya. Maksudnya : sejahat2nya orang yang jahat manakala manusia tidak ada lagi yang mau mendekatinya karena sudah sama tau akan kejahatannya orang itu. 


10.                        Bukan Mukmin : laisalmukminu billazii yasyba’u wajarahu jai’un ilaa jannati (rawahu bukhari), = artinya : tidak disebut mukmin yang dirinya kenyang pada hal tetangga dekatnya menderita kelaparan.


11.                       Waspaa akan atangnya fitnah : badiiru bil-a’malish-shalihati fasatakuunu fitanun kaqitha’illaili nuzhlimi yushbihurrajulu mukminan wayumsii kafiran wayumsii mukminan wayushbihu kafiran yabi’u diinahu bi’aradhin minaddunya (rawahu muslim), = artinya : bersegeralah kalian beramal shalih, kelaq akan datang (musim fitnah) laksana putusannya malam yang gelap gulita, seseorang dipake harinya menjadi mukmin, pada sore harinya menjadi kafir lantaran ia menjual agamanya dengan harta dunia.

12.                       Shifat usil terhadap orang : yabshiru ahadahumulqazata fii’aini akhiihi wayansaljad’a fii’ainihi (rawahu ibnu hiban),= artinya : sesungguhnya dari antara mereka melihat kotoran di mata saudaranya, tetapi dia lupa akan balok berada dimatanya. Ada pepatah bahasa kita : kuman disebrang lautan tampak- gajah dipelupuk mata sendiri tak nampak, itulah kesalahan orang lain diperhatikan bahkan kecilpun dibesar-besarkan padahal kesalahan sendiri yang lebih besar dari kesalahan orang lain tak diperkatikannya, ini termasuk perangai yang tercela sekali.

13.                       orang yang bangkrut /jatuh pailit : afatadaruuna minalmuflisu? Qaluu: almuflisu fiinaman ladirhama lahu walamata’a, faqala : innalmuflisa min ummatii ya’tii yaumal qiamati bishalatin washiamin wazakatin, waya’tii waqadsyatama hadzaa, waqadafa hadza, wa akala mala hadza, wasafaka dama hadza, wadharaba hadza, fayu’thaa hadza min hasanatihi wahadza min hasanatihi, fainfaniat hasanatahu qabla an yuqdhaa ma’alaihi hadza min khathayahum fathurihat ‘alaihi tsumma thuriha finnari ( rawahu muslim ‘an abi hurairah),= artinya : bertanya rasulullah saw, taukah kalian siapakah orang yang (bangkrut) itu? Para shahabat menjawab : orang yang bangkrut itu ialah orang yang tidak ber uang dan tidak berharta, rasulullah saw, bersabda : sesungguhnya orang yang jatuh pailit / bangkrut dari umatku ialah orang yang pada hari qiamah, datang dengan membawa hasil ‘amalan shalat- puasa-dan zakat, disamping itu ialah berdusta mencacimaki ini menuduh itu dan memukul ini, maka ia (yang dinodai) itu menerima dari kebaikannya dan yang lain pun dari hasil kebaikannya pula, apabila hasil kebaikannya itu habis padahal belum selesai memenuhi tuntutan orang yang mempunyai haq menuntut, maka diambillah kesalahan2 orang-orang tersebut kemudian dilemparkan/dibebankan kepadanya, lalu dicampakkan dia itu kedalam neraka.

14.                       Menyuruh orang pada kebaikan tanpa dirinya sendiri menjalankan :  yu’yaa birrajuli yaumalqiamati fayulqaa fiinnari fatandaliqu aqtabu bathnihi fayadhurubiha kama yadhuruuru himaru fiirruha fasayajtami’u ilaihi ahlunnari fayaquuluuna, yafalanu malaka? Alam takun ta’muru bilma’ruufi watanhaa ‘anilmunkar? Fayaquulu : balaa kuntu amuru bilma’ruufi walaa atiihi wa anhaa ‘anilmunkari wa atihi ,= artinya : pada hari qiamah seorang dihadapkan kepengadilan Allah lalu dicampakkan kedalam neraka maka keluarlah usus perutnya sambil berputar-putar dia bagaikan keledai yang berputar-putar mengitari penggilingan. Maka berkerumunlah ali-ahli neraka kepadanya dan bertanya : hai pulan, mengapakah engkau begini? Bukankah engkau (sewaktu didunia) gemar menyuruh pada kebaikan dan mencegah perbuatan munkar? Ia menjawab : benar, aku selalu menganjurkan orang lain untuk berbuat baik tetapi aku sendiri tidak melaksanakannya dan aku mencegah kemunkaran padahal aku suka menjalankannya.
Bismillahirrahmanirrahiim
Peringatan
Tahun : banyak malapetaka –kejahatan dan kekacauan : peperangan dan saling serang
Ada gerakan2 rakyat dan pemuda2 berambut lebat, banyak yang menjadi jahat badan terpotong hidung atau kuping, banyak harta rampasan,
Tahun : banyak berawan/mendung-banjir-banjir deras-laut meluap-sampai berserakan-banyak tanah menjadi subur.
Tahun : kesuburan bagi sebagian beruntung mendapat harta dengan mudah, dilain pihak banyak yang kelaparan dan orang-orang kikir dan qaum zandiq (yang menyembunyikan kekufuran) mendadak miskin tidak mendapat penampungan.
Tahun : bencana banjir besar dan gempa bumi, gunung (muzdalifah) berguncang, udara panas menyesakkan, orang-orang pezina celaka.
Tahun : timbulnya wabah penyakit : (kolera) – bisul-gondok-sesak nafas- sakit kerongkongan-perut kembung-penyakit dahaga.…obatnya : susu yang kental… (dengan dipanaskan) – air tawar agak asin (seperti air zazam)-dan tanggal dengan azimat.
Tahun : terbongkarnya harta-harta terpendam dalam tempayan-tempayan besar yang terhanyut dari kuburannya memberikan rizqi yang berkah bagi para penemunya,
Tahun : Allah menurunkan ‘ilmu laduni bagi yang dikehendakinya yakni yang gemar berdu’a.

Hajatan : malam jum’at 14 muharam 1404 H : seluruh bangsa siluman berpesta hari rayanya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar