Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Sabtu, 24 Oktober 2015

BAB_3_A_MEMBINA AKHLAQ KESOPANAN ZHAHIR



MEMBINA AKHLAQ KESOPANAN ZHAHIR

Bermula dalam rangkaian (takhalli) dan (tahalli) yakni mensuci bersihkan (hati) dari segala shifat yang tercela an menanam suburkan hati dengan shifat yang terpuji. Maka tidak berlebih dilupakan membina (Akhlaq) kesopanan zdahiriyyah menurut ajaran-islam-oleh karena itu sebelum sampai kita pada membicarakan shifat-shifat hati yang mana perlu diberantas dari yang buruk2 dan yang mana perlu disuburkan dari terpuji2 dibawah ini kita bicaakan dari hal perangai dzahirriyyah  dahulu. 

1.                     Iman dan Akhlaq : akmalullmukminina imanana ahsanahum khuluqan (alhadits : rawahu ahmad ‘an ibnu hurairah), artinya : orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah-orang yang paling baik akhlaqnya.

 

2.                     Allah menuntut akhlaq rasulnya : addabbainii rabbii fa-ahsana ta’diibii (alhadits : rawahul…..’an ibn mas’ud), artinya : telah menuntun akan aku oleh tuhanku maka adabku menjadi bagus.



3.                     Melajimkan basmalah : kullu amrin zii balin laayubda ufih bismillahirrahmanirrahiim aqtha’u (alhdits : rawahu ‘abdulqadir rahawi ‘an abii hurairah),= artinya : tiap-tiap perbuatan baik yang tidak melalui dengan basmillahirrahmanirrahiim, putuslah ‘amal itu (tidak berpahala/berkah).




 
4.                     Bersiwak an kebersihan : assiwaku mathharatu lilfami mardhatun lirabbi wamajlatu lbashari (alhadits : rawahu thabranii ‘an abii ‘abas), = artinya : adalah bersiwak itu membersihkan mulut, allah merihai dan membuka pandangan mata, islam-mengutamakan kebersihan zhahir dan bathin, baik menggosok gigi, tempat tinggal, rumah ‘ibadah, pekaangan, bahkan seluruh lingkungan sebagai contoh, adalah bahwa dengan menjaga agar gigi selalu bersih, hikmatnya tetap terpelihara sehatnya penglihatan, mata, karena  tiap bagian tubuh/itu tubuh kita, itu satu dengan lainnya berhubungan saling mempengaruhi, dalam al-quarn banyak ayat yang menerangkan …..kebersihan itu termasuk pada yang terpuji dan disukai oleh Allah ta’ala. Firman Allah ta’ala :

 
 
innallaha yuhibbut-tawabiina wayuhibbul mutathahhiriin (albaqarah-222), = artinya : sesungguhnya Allah suka pada orang-orang yang bertaubat dan suka cinta kepada orang-orang yang membersihkan dirinya (yang memelihara kebersihan)
 

,dan lagi firman Allah ta’ala : wallahu yuhibbul mutathhiriina (attaubat-108), = artinya : dan Allah mengasihi orang-orang yang bersih, dan lagi : wasiabaka fathahhir (almuddasir-4), =artinya : dan pakaianmu hendaklah kamu bersihkan, dan lagi firmannya.

 
mayuridullahu liyajmal ‘alaikum min haraj walakin yuriidu liyuthahhirakum liyutimma ni’matahu ‘alaikum la’allakum tasykuruuna (almaidah-6), = artinya : tiadalah Allah hendaknya menyulitkan kamu tetapi Allah hendak membrsihkan kamu dan (dengan itu) menyempurnakan ni’matnya bagimu agar kamu bersyukur, didalam hadits yang diriwayatkan dari sitii ‘aisyah r.a, telah bersabda Nabi saw, al-islamu nazhiifun fatanazhafuu, = artinya : islam adalah bersih, maka hendaknya kalian selalu memelihara kebersihan, dari ayat tersebut tersimpul bahwa dengan bersih zhahir dan bathin maka Allah anugrahan barbagi ni’mat seperti kesehatan  dan lingkungan yang baik dan menyenangkan. Setengah daripada min ahli asrari syare’ati berkata : manakala kotor alat-alat tubuh, seumpama ambut, mulut, telinga, kuku, lubang hidung, terutama bagian pusat dan kemaluan, maka akan mendapat kesukaran untuk (khusyu’) dalam ‘ibadah, karena apa yang di’amalkan tiada apat ddituliskannya dikitab ‘amalnya yang kanan, semuanya dikurangi dengan angka-angka kekotoran tubuhnya, dan ada lagi dari golongan mereka berkata : syaitha-ysaithan itu bersarang pada tubuh kita dibagian-dibagian yang kotor2 lembab, parit-parit dan kolam-kolam lempengan-lempengan cekungan-cekungan, hutan-hutan dan belukar tempat berambut bulu hidung-ketiak dan sekitar kemaluan, manakala syaithan sampai dapat bersarang disitu  tentu orang yang punya tubuh itu selalu cendrung berbuat hal-hal yang tercela dan sukar mendapat (khusyu’) atau (ma’rifat), hendaknya selalu bersihlah tibuh itu sehingga tiada berkesempatan syaithan bersinggah apalagi bersarang maka itu : kebersihan adalah menolak syaithan.
 

5.                     Mendahulukan yang kanan: kana asuula llahi shalallahu ‘alaihi wasallama yu’jibahut-tayamunnu fii tana’ullihi wafii thahuurihi wafii sa-anihi kullihi (rawahul khasanah ‘an ‘aisyah), artinya : = adalah rasulullah saw mendahulukan yang kanan dalam mengenakan sandal, bersisir, bersuci, dan didalam segala hal. Maka didalam kita melakukan atau menuju pada kebaikan hendaklah kita, awali dengan anggautabadan yang kanan seperti memasuki masjid, mushalla, mengambil barang makanan atau memberikan/menyodorkan sesuatu dan sebagainya, sedangakan dalam hal-hal yang dinilai kurang atau tidak baik kerjakanlah dengan enggauta badan yang kiri seumpanya menyapu najis, masuk kejamban, dan sebaiknya, dan pada memakai baju atau celana atau sepatu dahulukanlah yang kanan dan ketika melepaskannya dahulukanlah yang kiri, berlaku juga memotong kuku, 
 

6.                     Hati-hati bila kencing :  ittaqulbaula fainnahu awwalu mayuhasibu bihil ‘abdu fiilqabri (alhadits ; rawahu thabranii ‘an abi umamah),= artinya : berhati-hatilah kalian terhadap air kencing, sesungguhnya yang dihitung pertama kali diqubur adalah soal air kencing itulah. Banyak orang meremehkan atau kurang menjaga kesopanan kencing (jorok) pada hal tidak bersih disitu maka wudhunya tidak shah, tentunya shalatnya pun demikian, maka penting sekali keduukan istinja (bercebok) dan janganlah buang qadh hajat ditempat dan secara sembarangan,


7.                     Menyempurnakan wudhu : attamimuul wudhu-a , wailun lil-a’qaabi minannari, (rawahu ibn majah ‘an khalidibn walidi ).= artinya : sempurnakanlah wuhumu, celakalah bagi tumit2 dari api neraka (bila tidak lengkap dibasuh)


8.                     Shalat tiang ‘amal : awwalu mayuhasabu bihil ‘abdu yaumal qiamatish-shalatu fain shaluhat shaluha sa-iru ‘amalihi wain fasadat fasada sa-iru ‘amalihi, (hadits : rawahu thabrani), = artinya : pertama-tama yang dihisab mengenai ‘amal manusia dihari qiamat adalah shalat, apabila shalatnya  baik maka ‘amal lainnya pun menjadi baik dan apabila shalatnya buruk maka seluruh ‘amalannya pun menjai buruk, 


9.                     Menyempurnakan ruku’ dan sujud :aswa-annasi sariqatan allahdzii layutimmu ruku’aha walasujudaha (hadits : rawahu ahmad ‘an qatadah),= artinya : seburuk-buruk manusia pencuri ialah orang yang tidak menyempurnakan ruku’nya dan sujudnya. Bahwasanya mencuri itu adalah perbuatan yang sangat jelek, maka pencuri yang paling jahat ialah yang mengurangi ruku’ dan suju, maksudnya tiak (thumaninah) atau tidak terpenuhi syarat dan rukun shalat, mencakup semua kifayah shalat, pun dimaksudkan sebagai pencuri yang jahat yaitu meeka yang mengerjakan shalatnya bukan kaena Allah dan bukan bagi Allah.
 



10.                 Meluruskan shaf :  sawwu shafuufakum fainna taswiyatash-shafuunii fiitamami lish-shalati (hadits : syaikhana ‘an anas), = artinya : luruskanlah barisanmu!(dalam berjama’ah) kaena lurusnya shaf/barisan itu termasuk menyempurnakan shalat.


11.                 Adab berjama’ah : ama yahsyalladzii yarfa’u ra’sahu qablal-imaami  anyuhawwilallahu shuuratahu shuuratu himarin (hadits : rawahu bukhari muslim ‘an ibn hurairah),= artinya : ingatlah takutlah hendaknya orang-orang yang mengangkat kepalanya mendahului (imam) itu, allah akan merubah rupanya dengan rupa keledai. Kesopanan shalat berjama’ah ma’mum tidak boleh mendahului imam baik tempatnya maupun ….., dan ini pun menggariskan perlunya disiplin yang tegak dalam berjama’ah muslim sebagai keluarga besar.


12.                 Berpakaian : albisuuts-tsiyabal biidha, finnaha athharu waithyabu wakaffinuu  biha mautakum ( rawahu ahmad ‘an samarah), = artinya : pakailah pakaian yang putih sesungguhnya pakaian putih itu lebih suci, bersih dan lebih baik, kafanilah orang yang mati dengan pakaian itu. Diantara hukumnya pakaian putih ialah mengingatkan kita akan datangnya (mati pasti) dan pakaian putih itu tetap mencorakkan sopan dalam hal keadaan apapun.


13.                 Berpakaian bagus/rapih :  ahsinuu libasakum wa aslihuu rihalakum hatta hakuunuu sya’atan finnaasi, = artinya : berpakaianlah kalian yang bagus /rapih dan baikkanlah tempat tinggal kalian sehingga kalian laksana tahi lalat (indeng2) dihadapan manusia. (menambah keindahan).


14.                  ‘aurat wanita : ya asma-u, innalmar-ata idzabalaghatil mahidha lam yashluh an yuraa illaa hadzaa wahdza, wa asyara ila wajhihi wakaffaihi (rawahu abu daud ‘an ‘aisyah), = artinya : wahai asmau. Sesungguhnya wanita itu bila sudah datang bulan (haidh) tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali yang ini dan ini, (sambil beliau menunjukkan muka dan kedua telapak tangannya). Bagi wanita yang sudah ‘aqil baligh wajib menutupi ‘auratnya dengan menutupi anggauta badannya kecuali muka dan telapak tangannya, kata ahli filsafat abu ahan itu tidak akan menjadi sasaran kelalawar manakala buah-buah itu dibungkus rapat-rapat.


15.                 berpakaian yang dilaknat Allah : la’anallahur-rajula yalbisu lubsatal ma-ati walmar-atu talbasu lubsatal rajuli (rawahu abu daud ‘an ibnu hirairah),= artinya : dila’nat Allah orang laki-laki yang memakai pakaian wanita dan juga wanita yang memakai pakaian laki-laki.


16.                     Menyambung rambut : la’anallahul washilata walmustaushilata walwasyimata walmustausyimata (rawahu bukhari muslim ‘an abi hurairah), = artinya : dila’nat Allah orang perempuan yang menyambung rambutnya dan menyuruh disambung dan yang membuat tahi lalat palsu dan yang menyuruh dibuatkan. Diantara ashur-anshur rambut palsu dan indeng-indeng palsu itu adalah (penipuan) dan menipu dalam segala hal terlarqang pada agama.


Bersamung ke_3_B 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar