Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Minggu, 25 Oktober 2015

BAB_19_A_MUROKOBATU – MASYAHADATU



 MUROKOBATU – MASYAHADATU

Sebagaimana telah banyak kita bicarakan yang maksudnya bahwa dikehendaki dengan takholli (membuang sipat-sipat dan perangai yang tercela) dan takholli (mensyuburkan menyapa nyata-nyata perangai yang terpuji) yakni untuk mencapai MA’RIFATULLAH / mengenal Allah, maka mengenal Allah itu pulalah kunci bagi berhampiri kepada Allah MUQOROBUN petunjuk –petunjuk AL-QURAN tentang mukorobah  diantaranya , firman Allah ta’ala :
 
  
Waidza saalaka ‘Ibadii ‘Annii fainnii ’Qoriib Ajiibu da’watuda’i idza da’ani  (Al’baqoroh 182)
Artinya : dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang AKU, maka (katakanlah) bahwasanya aku dekat, aku meluruskan permohonanmu orang yang berdo’a apabila ia menyuruhku,
 
 
 
 
Dan lagi Firmannya  :
  Wanahnu  Aqrobu Ilaihi  Minhablilwariid  (Qaf 16), Artinya : dan kami lebih   dekat  kepada   manusia daripada urat nadinya (Urat Lehernya ) 
 
 
Lagi Firman Allah : Wahuwa ma’kum   ainama   kuntum.  ( Alhadiid 4 )
Artinya :  dan dzat Allah beserta kamu dimana saja kamu  berada Kamu Dimana.Saja  Begitu pula ditunjukan oleh hadits, bahwa Rasulullah S a w  bersabda.      
   
 
Anta’budullaha ka annaka tarohu,
Artinya : bahwasanya engkau menyembah Allah  seolah2 keadaanmu melihat dzatnya.
Dan adalagi daripada ubadatubnish shomoti ada diriwayatkan bahwa Rasulullah s a w bersabda. 
 
 
Afdholu imanulma’i  an ya’lamu annallaha ma’ahu haitsa kaana.
Artinya : yang utama imannya seseorang bahwa ia mengetahui bahwasanya Allah beserta dia dimana saja dia berada
 
Muroqobat :
Artinya : menurut  bahasa  adalah ber intai-intaian ( rasa menguasa ) , sedangkan arti menurut istilah tashauf adalah : keadaan seoarang MEYAKINI SEPENUH HATI bahawa Allah selalu melihat dan menguasa I kita yakni Allah Maha mengatahui SELURUH GERAQ GERIQ KITA bahkan apapun yang terlintas dalam HATI KITA,
 
 
 
Berkata Syekh Kusyairi:
Almurokobatu ‘Ilmul’abdi Biththila’irrobbi Subhaanahu Wata’ala:Artinya : muqorobatu ialah bahwa hamba tau sepenuhnya Yang Allah itu Melihatnya , dan setengah dari pada Ahli thashauf berkata .
 
 
Man   Rokoballahu Fiihawa Thoihi ‘Ashomahullahu Ta’ala Fii Jawarihi.
Artinya : barang siapa yang murokobah dengan Allah dalam hatinya maka Allah akan memeliharanya dari berbuat dosa pada anggauta tubuhnya , dalam suatu qishah terceritakan , bahwa : adalah seorang guru pada suatu hari sedang menguji beberapa muridnya tentang muroqobah,
Maka guru ini lalu memberikan pada tiap-tiap seorang muridnya seekor burung dengan perintah agar tiap murid itu berpencar menyembelih masing-masing berungnya tetapi dengan catatan mesti ditempat yang tiada terlihat oleh seorangpun, maka murid itu lalu berpencar sendiri-sendiri masing-masing mencari tempat yang sunyi dan lagi tersembunyi setelah beberapa saat kemudian para murid itu berangsur kembali datang kepada gurunya sambil menyerahkan masing-masing burungnya yang telah mereka potong KECUALI SEORANG MURID yang termuda membawa burungnya kembali kepada gurunya masih dalam keadaan HIDUP, maka guru serentak menegur  : bagaimana kamu tidak melaksanakan perintah dengan tidak memotong burung itu ? JAWAB MURID : tuan guru menyuruh supaya daku memotong burung ini ditempat yang sepi tidak terlihat oleh siapapun, tetapi saya tidak menemukan tempat demikian   KARENA DIMANA SAJA ALLAH MELIHATNYA, tiada dapat tersembunyi dengan demikian tahulah guru itu bahwa satu ini saja muridnya yang mengerti betul akan arti MUROQOBAh, yakni dia selalu merasa intai dan diawasi oleh Allah dimanapun dia berada.
Begitu bahwa orng yang selalu MUROQOBAH dengan Allah tentu dia tidak suka berbuat dosa lagi dan bershifat lurus Dzohirnya dan Bathinnya, berlainan dengan orang ? MUNAFIQ yang selalu takut diawasi dan diintai orang lain, manakalatidak dilihat orang maka beranilah dia memperbuat dosa ditiap-tiap kesempatan yakni lupa melulu bahwa Allah MELIHAT DIA.
Sebaliknya orang yang tiada MUROQOBAH dengan allah ta’ala, maka dia tidak mempunyai pengawal kepada kebenaran karena pengawalnya adalah  SYAITHONIYAH.
Yang menyertainya kepada berbuat dosa selalu, semagaimana dimaksudkan dengan perkataan seorang syekh al-mursyid :
 
 
 
Arrojaau Yuharrikuka Ilaatho’ati Walkhaufu Yab’iduka ‘Anil maa’ashii Walmurqobatu Tuddika Ilaa Thoriqil Haqoiqi,
Artinya : adapun harap yang baik itu menggerakkan kamu kepada tho’at dan takut  ( Akan Allah ) menjauhkan kamu dari jalannya Ma’siat dan adapun muroqobah itu membawa kamu kejalan yang benar.
 
Tingkatan Muroqobah.
 
Pada pokoknya tingkatan muriqobah itu ada tiga .
·               1 . Muroqobatul Qolbi
ialah kewaspadaan dan pengingatan kepada HATI agar keluar dari HUDHUR hati   serta Allah .
·               2 . Muroqobatur ruuhi
ialah kewaspadaan dan pengingat kepada RUH  agar tetap selalu merasa berada   dalam pengawasan pengintaian Allah.
·                  3 .  Muroqobatus sirru
      ialah kewaspadaan dan pengingatan terhadap SIR / rahasia agar tetap selalu tetap meningkatkan ‘amal ibadahnya dan memperbaiki adabnya . maka beberapa yang dikenakan oleh para ‘ulama tashauf .:
 
 
Painnal Bu’dal ‘Abdi Mir Robbihi Innama Huwa Bisui Adzabihi
Artinya : bahwa sesungguhnya jauhnya seorang hamba dari tuhannya hanya saja karena buruk adabnya / tingkah lakunya ,  ;  Perhatikan  firman  Allah ta’ala didalam hadits qudsi.
 
 
 
 abdij’alni makana hamika akfika kulla hamika makunta bika faanta fii khalali   bu’din wamakunta bii faanta muhalli qorbi fahtar linafsika 
Artinya : hai hambaku jadikanlah aku tempat perhatianmu niscaya aku penuhi pula perhatianmu itu dimana aku ada dengan perhatianmu / kemaunmu maka engkau itu berada jauh dari padaku dan dimana kamu ada karena kehendak aku ( Allah ) maka engkau itu berada dekat aku maka pilihlah yang terbaik bagi dirimu itulah muroqobah yang dimaksud dengan hadits 
 
painnahu Yaroka
Artinya : Maka sesungguhynya Allah tetap melihat / mengawasi kamu

Masyahadah .
 
Bahwasanya alat untuk memproleh MA’RIFAT sebagai maqom TERTINGGI  adalah SIIR, maka salasatu perbaikan SIIR ialah MASYAHADAH dan nurul MASYAHADAH itu didalam QOLBU /  HATI, dan tingkatannya adalah :
·                         Pertama :  yang membukakan jalan dekat / berhampiri kepada ALLAH  dengan tanda-tandanya bahwa seseorang telah merasa MUROQOBAH ber     Intai – intaian dengan ALLAH.
·                         Kedua : nampak keadaan ADAMIAH / ketiadaan maksudnya hilangnya segala yang maujud hayalah lebur kedalam WUJUDULLAH / bagi Allah sajalah WUJUD yang haqiqi.  
·                         Ketiga : ternampaknya Dzat Allah yang Maha Suci, maksudnya  Seseorang telah fana sempurna FANAUL KAMILU yakni telah lebur dirinya  dan yang BAQO hanyalah wujudullah semata-mata
Bahwa terjadinya masyahadah adalah ketika terjadinya hanya satu WUJUD ( AHAD ) yakni wujudullah sajalah dan tidak wujud lain disamping Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar