Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_17_B_MA’RIFAT SEBAGAI TUJUAN KITA, DAN MA’RIFAT ATAS ‘ILMUL YAQIIN -‘AENAL YAQIIN - HAQQUL YAQIIN


Setengah daripada ahli tafsir atas ayat :
 
 
Waalakininzhur Ilaljabali fainistaqorro makanahu fasaufa taronii.
Artinya : akan tetapi lihatlah kebukit itu maka jika bukit tetap ditempatnya, (niscaya engkau dapat melihat aku) ditapsirkan sebagai mengandung pengertian bahwa tuhan menggantungkan bolehnya (jaiz) terlihat atas tinggal tetapnya. Bukit itu pada tempatnya, Artinya : Allah itu mungkin terlihat pada pada dirinya dan apa-apa yang terkandung atas kemungkinan itu (mungkin hukumnya)   
Lalu atas ayat :
 
 
Falammaa tajallaa robbahu liljibali Ja’alahu dakka.
Artinya : ( tetkala tuhannya nampak bagi bukit itu ) maka kejadian itu menjadikan bukit itu ( hancur luluh )Ditapsirkan dengan pengertian : maka bila ada kemungkinan bahwa tuhan itu bisa nampak bagi bukit benda beku itu, bagaimana akan tidak mungkin nampak bagi rasulnya dan para aulianya yang tidak beku itu.
Dan lagi manakala dekat, bahwa sesungguhnya Allah berkata –kata dengan Nabi Musa r.a. dan Nabi Musa mendengar kata-kata Tuhan itu lebih mungkin lagi berarti barang siapa yang sudah mencapai Ma’rifat, maka lenyaplah diri keinsanan (lebur luluh) keadaan kebaqoan Allah ta’ala.
 
 
Firman allah ta’ala :kullu man ‘alaiha faani. wayabqo wajhu robbuka dzuljalaali wal ikroom ( Arrohman 26-27 )
Artinya : semua yang Ada dibumi itu akan binasa. dan akan tetap Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebenaran dan kemuliaan.
Selanjutnya falsafah Para ahli tashauf :
 
 
Man roal haqqo ta’ala ‘annafsihi waman roa nafsahu habiba ‘anillah.
Artinya : barang siapa yang melihat tuhan niscaya lenyaplah iya dari dirinya dan barang siapa masih melihat dirinya niscaya terhijab dia dari pada Allah….. justru maka pengertian Ma’rifat tiada cukup dengan jalan dalil atau dengan aqal pikiran saja, tetapi Ma’rifat dicapai dengan pertolongan Allah sebagai karunianya.
Ma’rifat atas yaqiin.
Bermula Yaqiin ialah :
2. tindakan bahwa keyaqinan itu adalah suatu ‘ilmu yang tidak sesatkan angan-angan dan tidak dicampuri keragu-raguan.
3. bahwa keyaqinan itu adalah Nuur cahya yang diciptakan oleh Allah didalam
 Hati Sanubari Hambanya sehingga dengan bantuan Yaqinan itu dapat jelas bagian segala perkara yang Ghoib.
Tetkala Shekh al-junaed :
 
 
Al’yaqiinu irtifaa’urroibi fii masyhadil ghoibi. al’yaqiinu huwas tiqrorul ‘ilmil ladzii layanqolibu  walaa yahuulu walaa yaghoyyiru fiil qolbi
Artinya : yaqiin itu menghilangkan keraguan pada ketika jelasnya yang ghoib bahwa yaqiin itu ialah ketetapan ‘ilmu yang tidak berputar-putar ( berbalik-balik ) dan tidak terumbang-ambing  serta tidak pula ( berubah – rubah ), dalam hati.
Tegasnya bahwa yaqiin adalah Kerajaan Qolbu dan dengan keyaqinan itu menjadilah sempurna iman dan yaqiin itu pula kunci untuk sampai pada Ma’rifatullah. 
 

walladzina yu’minuna bima ilaika wamaa unjila min qolbika wabil akhirotihum yuuqinuun. ( albaqarah  . 4 )
Artinya : mereka yang percaya akan apa-apa yang diturunkan kepadamu ( Al-quran ) dan apa-apa semua kitab suci. Yang dari sebelum engkau dan mereka itu tidak  meyaqini akan masa akhirat
Bahwa yaqiin itu adalah iman tetapi tidaklah tiap-tiap iman itu adalah yaqiin, karena iman itu kadang-kadang dapat dimasuki Ghoflah / kelalayan padahal yaqiin itu tidak bisa dimasuki kelalayan.
Telah bersabda Rasulullah .s.a.w  
 
 
akhwafu maakhofu ‘alaa ummatii dhi’ful yaqiin wadhi’ful yaqiin innama yaqunu min ru’yati ahlil ghoflati wamukholathoti arbabil bitholati walquswati.
Artinya : yang sangat aku takutkan diantara ketakutan terhadap umatku ialah ( lemahnya keyaqinan ) bahwa lemahnya keyaqinan itu adalah kerena terdorong kepada orng – orang yang lupa agamanya , dan bergaul orang sesat yang bershifat kasar lagi berkepala betu. 
 
Ma’rifat atas ‘ilmul yaqiin
Firman Allah ta’Ala :
Kalaa lauta’lamuuna ‘ilmal yaqiin( Attakasyur  5 )
Artinya : Janganlah begitu, jika kamu mengetahui ‘ilmu Yaqiin.( mengetahui dengan pengetahuan yang Yaqiin )
Maksudnya pengertian, yang mereka dalam keadaan mencari kebenaran dengan jalan pikiran dahulu misalnya : kita kenal Muhammad bin abdullah itu seorang nabi dan Rasulullah, karena kalimat Syahadat memberi keyaqiinan kepada kita dengan pandangan ‘ilmu bahwa Syaidina Muhammad itu benar adalah pesuruh Allah, meskipun belum dijumpai dengan mata kepala jadi pandangan Ma’rufat dibalik tabir ( waroul hijabun ) diyaqiini kebenarannya atas dalil-dalil yang dapat diterima oleh ‘aqal pikiran itulah dalam tarap seperti ini dinamakan Ma’rifat dengan ilmul yaqiin, yang menurut ahli-ahli tashauf dinamakan.
 
 
ma’rifat dalam tarap : fana-u fiil  af’al : aela fahila illallah .
Artinya : fana dalam tingkat fana dalam af’al ( perbuatan ) tajalli dalam af’al tegasnya : tiada yang berbuat hanyalah Allah.
Ma’rifat atas ainul yaqiin.

 
Firman allah ta’ala :
Tsumma latarowunnaha ‘ainal yaqiin ( Attakaasyur 7 )
Artinya : lagi     benar-benar     kamu   akan   melihatnya   dengan    keyaqinan   mata    kepala.
Pengertian ini mengandung keadaan orang mencari kebenaran dengan demikian  Mata kepala, seumpama kita kenal, Syaidina Muhammad .s.a.w. sebagai Rasulullah bukan sekedar pehabaran / ucapan  orang   saja, tetapi dengan jalan kita telah   membaca Al-quran   dan  kitab
hasits tentang ajaran Agama Islam yang disampaikan kepada dunia, yang dengan jalan itu lebih Shobar keyaqiinan kepada kita baik dalam pandangan Zhohir maupun pandangan Bathiniyah.
Bahwa syaidina Muhammad .s.a.w. itu sesungguhnya hanyalh Rasulullah bahkan seorang Saidil mursalin. Inilah Ma’rifat pada tingakat ‘aenul yaqiin oleh para ahli tashauf sebagai Ma’rifat tarap.
 
 
fanau fiish-shifati . Tajalli fish-shifati aela hayyu illallah.  Fana dalam shifat  fana  tajalli dalam shifat.
Artinya : tiada yg hidup (yang kuasa yang berkehendak berkata2 ) melainkan hanyalah Allah.
 
 
Firman allah :
Wamatasyaauna illa ayyasaa allah ( Al’Insan 30 )
Artinya : dan tiadalah kehendak kamu melainkan kehendak Allah jua adanya
 
 
ma’rifat atas haqqul yaqiin.
Firman allah ta’ala :
Innahaadzaa lahuwal Haqqul yaqiin ( Al-Waaqi’Ah 95 )
Artinya : sesungguhnya yang disebut ini adalah benar-benar kenyataan yang benar –benar Haqqul Yaqiin.
Yang ini mengandung pengertian bahwa kita mengenal ilmunya Nabi.s.a.w. (seperti pada perumpamaan diatas) bukan saja sekedar sebab mempelajari ajaran Islam tampa perantara lagi, kita Masyahadah berpandang-pandangan   dengannya, maka   Ma’rifat / pengenalan  pada
tarap ketiga ini dinamakan : Ma’rifat atas Haqqul Yaqiin, yang oleh para ahli tashauf dinamakan Ma’rifat maka tarap:
 
 
fanau fiidz-dzat tajalli fiidz-dzat, aelamajuda illallah,dalam tarap fana dalam dzat tajalli  dalam dzat,
artinya : tiada yang maujud ( berwujud ) muthlaq hanyalah Allah : maka orang yang telah  sampai disini telah mencapai Kamalul Yaqiin,
 

Man lam yadzuq lam ya’rif,
Artinya : barang siapa belum merasa maka ia belum mengenal,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar