Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_15_A_WAROTSATUL ANBIYAI




Telah bersabda rasulullah :   Innal ‘ulamaa  warotsatul  anbiyaa  lam yuritsu   dinaro wala dihaman  innama waritsul   ‘ilmu   min akhodahu, akhodahu  bikhodzin wafirin       ( rowahu bokhari muslim )

Artinya : bahwasesungguhnya ( ‘Ulama ahli ‘ilmu orang yang ber’ilmu ) itu mendapat waris pusaka – pusaka dari pada para nabi, sedangkan para nabi itu tiadalah menurunkan waris berupa ( Emas dan Perak ) hanya satu beliau sekalian mewariskan ‘ilmu-‘ilmu bagi orang yang mengambilnya yakni orang yang mempelajari dan mengamalkan sebagian terbesar dari pada pusaka waris itu, masyhudnya : bahwa orang yang mendapat waris itu ialah mereka ber’ilmu dengan Shah Islamnya dan shah Ikhsannya. adapun dikata Haji Islamnya ialah orang yang benar-benar menjalankan segala hukum syare’at Islam dan yang dikata shah Ikhsannya ialah yang bathinnya sepenuhnya berpegang dengan Thoreqatnya yakni benar mengikuti sunah Rasulullah .s .a .w. yang dinamakan                    ( Istiqomah ) dengan syare’at Alquran, sebagai mana ditegaskan diterangkan  didalam firman Allah ta’ala 


Laqod kana lakum fiirasulillahi huswatun hasanah liman kana yarjullaha walyaumal akhiro dzakarullahukasyiron.


Artinya : sesungguhnya bagi kamu pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik ( ikatan yang utama ) yaitu bagi orang-orang yang mengharap Keridhoan Rahmatullah serta keselamatan dihari kemudian yang mereka itu senantiasa pula mengingat Allah.

 

Dan  firman Allah  :   qul inkuntum   tuhibbunallah     fattabi’uni    yuhbibkumullah
wayaghfirkum dzunubakum ( Alimran. 13 )

Artinya : katakanlah olehmu ( Muhammad ) jika kalian mencintai (Allah )  maka ikutilah daku ini niscaya kalian dikasihi Allah dan Allah mengampuni dosa-dosa kalian.

Maka itu yang dapat menerima warits pusaka dari pada rasulullah, ialah mereka yang benar-benar berakhlaq mencontoh pada akhlaq Rasulullah yakni perilaku Tasyauf semata-mata ( telah kita uraikan pada bab-bab yang lalu ),

Tulus = Ikhlas. Karena mencintai Allah dan mengingat Allah terus menerus dalam segala Hal keadaan, dengan perkataan ialah mereka yang bikan saja ahli didalam ilmu dzohir bahkan pun ahli pula didalam ilmu bathin ( Ilmu Ma’rifat )

Menurut pendapat setengah dari pada ahli Shufiyah manakala murid yang Shidiq ( menjalankan takholli – tahali ) dengan sebenarnya Ikhlas mengerjakan warid-warid Bathiniah, maka dia dapat menerima empat fusaka sebagai warits dari Rasulullah .s .a .w.  yakni fusaka Bathin, yaitu ada empat macam.
1 . Har
2 . Istighroq
3 . Natijah
4 . Bashith
Pertama murid itu mendapat ( Har )
Artinya : hangat dengan sebab mengerjakan dzikrullah

Kedua : murid itu mendapat ( Istighroq )
Artinya : karam dalam mengerjakan dzikrullah

Ketiga : murid itu mendapat ( Natijah )
Artinya : terbuka berbagai pandangan mata Hatinya didalam mengerjakan dzikrullah,

Keempat : murid itu mendapat ( Basyith )
Artinya : terhampiri pengenalan yang berkekalan dan senantiasa kekal didalam mengerjakan dzikrullah,

 

Telah berkata saidina syekh ‘Abdulqodir zaelani r.a Dzarrotun min’amalil qulub khairu kaam syalil jibali min ‘amalil jawarihi

Artinya : satu butiran debu ‘amal hati itu terlebih baik dari pada seumpama segunung ‘amal anggaota tubuh  bangsa dhohir.
 

Perhatikanlah pula firman Allah : Innama yuwafath-thobiruna ajrohum bighoiri hisab,

Artinya : bahwasanya mereka yang shobar ( Amal hati ) disempurnakan pahalanya tampa terbilang besarnya.
 dan telah berkata syekh ‘abdul wahab sya’roni dengan mengutif dari pembicaraan syekh ibrohim almatlubi. Seorang waliyullah yang besar dalam negri mesir yaitu :

 

Wa’kum : annahu layashinu ila hadrotil lillahiyatil illa bidzikri

Artinya :   dan ketahuilah  olehmu bahwasanya   tiada   dapat   sampai   seseorang   sampai   kekhadhirot tuhan hanyalah / melainkan dengan berbanyak-banyak dzikrullah,

Bersambung ke_15_B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar