Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Minggu, 25 Oktober 2015

BAB_13_F_Keterangan perihal : nama–nama (Hati)


 




Dan lagi sabdanya : Inna llaha laa yanzhuru ilaa shuwarikum walaa ilaa a’malikum walakinna llaha  yanzhuru ilaa quluubikum.
Artinya : bahwasanya Allah itu tidak memandang akan rupa kamu dan juga tidak pada ‘amal-‘amal kamu, melainkan Allah itu memandang kepada segala (hati) kamu sekalian.
 Jelasnya adalah bahwasanya dibawah susu kiri kita terdapat segumpal / sekepalan daging yang di sebut jantung dan dapat dilihat dengan mata kepala apabila dada kita dibagian situ dibedah, itulah yang di dalam ilmu thareqat disebut (hati) yang zhahir, daerah perhubungannya sukma (hati) yang disebut (lathifatul qabu).
Hati zhahir atau jantung itu didalamnya terdiri dari (dua) ruangan atau bilik, yaitu :
1.      bilik yang sebelah kanan didalam jantung itu adalah tempat iman,tauhid, ma’rifat, islam, ‘aqal, malaikat,
2.      bilik yang sebelah kiri berisi darah hitam, ialah tempat kendaraan syaithan, iblis, dunia, hawa nafsu,  
kedua lubuk itu atau sama berlawanan / bertentangan, maka dalam diri kita bersarang pengaruh syaithan iblis yang selalu mengajak manusia kepada syirik dan segala macam ma’shiat. Justru itu maka kita diperingatkan oleh allah ta’ala dengan firmannya :
 
 
alam ‘ahad ilaikum yaabanii adama an lata’buduusy-syaithana, innahu lakum ‘aduw-wummubiina (yaa siin-60)
tiadakah bukankah telah kami janjikan kepada kamu sekalian, wahai anak2 adam. Bahwa janganlah kalian sembah syaithan, karena dia itu musuh yang nyata bagimu.
 



Telah berkata rasulullah saw, ‘adaa ‘aduwwika fii nafsika baina janbaika,.
Artinya : yang paling sesat menjadi musuhmu itu berada di dalam diri engkau di antara (dua sisi engkau) atau antara (dua lambung engkau di dalam dua lubuk hatimu) .
 
 
 
Dan lagi sabdanya : innasy-syaithana yajrii minibni adama majraddami,
Artinya : bahwa sesungguhnya syaithan itu berjalan pada diri manusia di tempat jalannya darah (pembuluh darah).
Itulah syaithan / iblis di dalam diri kita menyebar keseluruh tubuh kita hendak menguasai jiwa raga manusia untuk dibawa kepada berbuat segala macam kejahatan dan kekejian, maka dinamakan dia (hawa nafsu), selama ada darah mengalir di tubuh kita selama itu tetap ada (hawa nafsu), maka bukannya (hawa nafsu) itu dapat dimusnahkan melainkan mesti jangan di ikuti bahkan mesti dilumpuhkn ditundukkan pada (iman, tauhid, ma’rifat, islam), berarti timbul selalu di dalam diri kita adu kekuatan antara (iman) dibilik lubuk (hati) yang satu berlawanan dengan (hawa nafsu syaithanniah) yang maqamnya di dalam bilik lubuk (hati) yang sebelahnya.
 
 
Firman Allah ta’ala : Wa amma man khafa maqama rabbihi wanahan-nafsa ‘anil hawaa, fainnal jannata hial ma’wa (anna zi’at-40-41).
Artinya : dan adapun orang yang takut akan kebenaran tuhannya dan manakala dirinya dari aliran (hawa nafsunya) maka sesungguhnya syurgalah tempat kediaman baginya.
 

Rasulullah saw, telah bersabda :  Laa yukminu ahadukum hattaa yakuunu hawahu tab’an lima ji’atu bihi.
Artinya : tiadalah sempurna iman seseorang dari kalian sampai adalah (hawa nafsunya) menjadi mengikuti atas ajaran-ajaran yang telah daku sampaikan, 
 
 
 
Firman Allah ta’ala :Innannafsa la-amaratu bisy-syu-i illaa marahima rabbii (yusuf-53).
Artinya : sesungguhnya hawa nafsu itu selalu menyuruh untuk kejahatan, kecuali siapa-siapa yang dikasihi (dilindungi tuhannya).
Maka daya pancaran kejahatan itu yang beredar ddengan gerakan (hawa nafsu) meliputi seluruh aliran aran (darah) itu berpusat dalam gelapnya (hati), yang manakala (hati) itu (lathiifatul qalbu) tidak dipalu dengan (dzikrullah) yaitu yang memancarkan nuur ketuhanan yang terang benderang, maka jiwa seeorang itu akan diliputioleh  kegelapan asap dan kebutnya api neraka, maka itu menyelamatkan diri daripada kegelapan tersebut mestilah kita berpegang pada petunjuk dari rasulullah saw, dengan sabdanya :

 
Inna likulli syai-in shiqalatan, wa inna shiqalatal qalbi dzikrullahi.
Artinya : sesungguhnya untuk segala sesuatu itu ada sunar cahya yang menerangi, dan bahwasanya sinar cahya yang menerangi (hati) itu adalah (dzikrullah).
Maka justru itu pada pan ilmu thareqat sangat dipentingan bermaca-macam kifayah (dzikrullah biqalbu0, ada kalanya dengan membanyakkan zikir kalimat nafi isbat / kalimat tauhid / kalimatul husna / kalimatul tahliil : (laa ilaha illallah) dan ada kalanya dengan dzikir kalimatul ‘ulya / isimudz-dzat / lafazh aljalalah (allah, allah, allah)  pun biqalbi, yang mulai bab berikut ini kita mulai secara bertahap.
Tamat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar