Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_13_C_Keterangan perihal : nama–nama (Hati)


 

KETERANGAN TENTANG NUUR MUHAMMAD

Dikala ‘alam adam sharofi yang dinamakan alam ghoib (al-ghuyubu) belum ada sesuatu makhluqpun, maka dzatullah dikatakan adalah perbendaharaan yang tersembunyi belum ada yang mengenalnya, kemudian dzatullah berkenan menciptakan makhluq pertamanya yang dibangsakan (Nuur) dan disebut (Nuur Muhammad), lalu diciptakan ‘arsyi yang juga disebut sajarotul yaqin (Pohon yang diyakini) yang tumbuhnya diantara alam (Adam)  dan alam (wujud) maka Nuur Muhammad bercahya gilang–gemilang kemudian tetkala Nuur Muhammad akan dimasukkan kedalam Qondillullah–tiba–tiba terjadi gelap gulita dan setelah Nuur Muhammad masuk didalam Qondillullah–terjadi terang kembali. Dengan cahya yang gilang-gemilang dan karena shifat takutnya kekhadirat ilahi maka senantiasa Nuur Muhammad munajat kekhadirat ilahi subhanahu wata’ala, oleh sebab itulah ‘Azza wajalla.- menjadikan waqtu dengan peredaran hari berganti ada siang dan ada malam, maka dengan Nuur Muhammad inilah Allah menjadikan semesta Alam.

 Oleh karena Nuur Muhammad sangat takutnya kekhadirat allah ta’ala hingga kata ibarat : bercucuran peluh / uap, maka allah ta’ala menjadikan segala ruuh – ruuh. Begitu bergeraknya Nuur Muhammad itulah ruuh ilafi namanya, dan bergesernya ruuh ilafi maka Allah jadikan ruuh idhofi, dan ruuh idhofi itulah yang meliputi (menyelulup) keseluruh tubuh kasar (kesemua badan jasmani)

Adapun Qondillullah dida;am alam shaghir pada tubuh kita berada kedudukannya didalam Hati sanubari (didalam hati jantung ada  bentuk seperti bunga teratai : itulah Qondillullah)
Dan rupa hati sanubari itulah jantung dinamai (Musajada)  yakni tempat (sujud) yakni tempat berhubungan antara                           (Kholiq) dengan (Makhluq) itulah yang disebut dengan nama (Syahiro)

Adapun arti ( Syahiro ) adalah tersiar maksud maknanya ( suatu ruangan ) paseban dan didalam alam ( Syahiro itu ) diduduki oleh ( Muhammad ) yakni ( Qondillullah ) yaitu tempat wasilah hubungan antara ( Kholiq ) dengan ( Makhluq ), oleh karena lafazh aljalalah ( Allah – Allah – Allah ) itu cahya yang gilang – gemilang.

KEJADIAN LEMBAGA ADAM

Adapun kejadian lembaga adam itu daripada anashir yang empat
1 . Air
2 . Api
3 . Angin
4 . Tanah
yang terjadinya dari shifattullah (Muhammad) kemudian Allah jadikan  Asma Allah itulah (Adam), maka dimasukanlah disitu ( Shodda ) atau darah ada lima, yaitu
1 . Nuur
2 . Rasa
3 . Ruuh
4 . Nafas
5 .Budi
demikianlah yang menjadi keadaan Shifatullah yang suci. bahwasanya darah itu  (Jisim Lathif) dan mulai dimasukan kedalam rongga jasmani Insan pertama – tama pada :
Demikianlah Yang Menjadi Keadaan Shifattullah Yang Suci.
1 . Rupa
2 . Lalu Hidung
3 . Lalu Mata
4 . Lalu Pada Telinga
5 . Lalu Pada Mulut
6 . Lalu Pada Seluruh Otaq Kepala
Kemudian Seterusnya Pada Yang Lain.

KETERANGAN TENTANG SIR / RAHASIA.

Adapun rahasia itu diturunkan kepada kepada Otaq, dan Otaq itu tempatnya pada (Baital Ma’mur) setelah itu ditempatkan kepada sulbi ( Tulang belakang ),
Sebelum itu rahasianya pada alam Ghaib (Nuthfah) namanya  
Sesudah turun rahasianya itu dari Qolam (Mudhghoh),
Setelah kumpul rahasianya itu (Alaqoh), namanya
Maka berupa rahasianya itu (Kholqoh) namanya
Tetkala pecah rahasianya kepada Adam ( Wujud idhofi ) namanya
Tetkala bernafas rahasianya itu (insanul kamil) namanya
Tetkala samar rahasianya itu (Ghoibul hawiyah) namanya 
Tetkala keluar rahasianya itu (dzattullah) namanya
Tetkala ghoib rahasianya itu (Ghoibul ghuyub) namanya
Maka benama (Ahadiyah) yaitu  dzat muthlaq namanya,
Artinya : yang ada dengan sendirinya yakni Esa, tiada kecampuran sekalian Adam, 
Maksudnya : itiqod kita kepada Allah ta’ala (tetapi kata itu benar-benar) karena menilik kepada diri dan tiada adam kepada ilmunya, yaitu (‘Asyiqun) artinya birahi allah ta’ala itu akan kenyataan dengan (Dzatnya) sebagaimana yang dikatakan ulama : 


al’ilmu huwadz–dzatu kasyifati,

artinya : ilmu itu Dzat seperti shifat, maka berdiri allah ta’ala itu dengan birahinya.

Adapun birahinya itu ‘ilmunya lagi pula menilik pada segala ‘ilmunya, maka: kelihatanlah….’ilmunya….yaitu : haqeqat (Muhamad SAW) adapun kehadirannya Dzat itu pada ‘ilmunya, yaitu : empat perkara :
1.      Wujud
2.      ‘Ilmu
3.      Nuur
4.      Syahud
Yakni yang dikatakan………………………...................................................................................
1.      Huwal awwalu
2.      Huwal Akhiru
3.      Huwazh-zhahiru
4.      Huwal bathinu.
Artinya : yang permulaan-yang kesudahan-yang zhahir-yang bathin.
Demikianlah kata ahli alshufiyah.

Keterangan tentang wasilah dalam thareqat dzikir : menuju pada (dawamu ma’allahi).

Sebagaimana telah diterangkan bahwasanya tujuan aripada thareqat naqthajami itu telah di tegaskan dalam hadits atau ta’rifnya, iiyalah ù

 

Dawamu ‘ubuudiyyati zhahiran wabathinan ma’a dawami hizhuril qalbi ma’allahi.
Artinya : senantiasa berkekalan mengabdi (beribadat) menghambakan diri kepada Allah zhahirnya dan bathinnya serta senantiasa berkekalan hadhir hatinya serta Allah.

Didalam kehidupan sehari-hari tampak sunatullah (hukum ketetapan Allah) bahwa mencapai sesuatu atau menuju pada sesuatu itu mesti dengan mempergunakan tatacara atau disebut dengan kata : sistem, dan setiap tatacara itu mesti terikat dengan aturan tertentu umpamanya mengandung urutan dan susunan (tertib dan terikat) alat2, sarana2, dan perasarana2, dayaguna untuk mencapai tujuan.

Bersambung ke_13_ D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar