Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_13_B_Keterangan perihal : nama–nama (Hati)




Dan setengah dari pada itu Hati dimengenakan ( sirr ), dalilnya firman Allah ta’ala dalam hadits qudsi :

Al insanu sirri wa ana sirruhu

Artinya : bahwa manusia yang kamil almukamil itu rahasia kami dan kami rahasia mereka. Maksudnya : manusia itu rahasia kami – ‘ilmu laduni dan ‘ilmu ma;rifat – dan bahwa : kami rahasia mereka – kamilah pandangan hati mereka, dan pendengarannya dan penglihatannya dan wujudnya dengan kami dari pada kami kepada kami tiada beserta dengan mereka hanyalah kami.
Diantara mahabbah utama yang telah mendapat rahasia tersebut adalah saidina Abubakar .r.a karena Nabi .s.a.w  telah bersabda : 
 

Maafadhollakum abubakrin bikasroti sholatin washiyamin bal bisirri waqri fii shodrihi.

Artinya :  tiadalah melebihi kamu abubakar itu dengan banyaknya shalat dan berpuasa tetapi dengan sebab Rahasia yang amat berat / kokoh di dalam dadanya.
Dan telah pula berkata abubakar shidiq .r.a. : 


Fii kulli kitabun sirrun. Wasirrullahi fiil quraani awaila suwari.

Artinya : didalam tiap–tiap kitab itu ada beberapa Rahasia. Dan Rahasia Allah di dalam Al – Quran itu adalah segala permulaan surat.

Maka di dalam kaitan ini telah barkata syekh albu’buul asroriyah : 


Huruful fawatihi fii awailissuri hiya hurufun nuri.

Adapun segala hurup fawatih pada segala permulaan sirat itu adalah huruf nuur selain daripada itu, bahwa Hati disebut juga :                    (Insan) dalilnya firman Allah ta’ala : 
 

Laqod kholaqnal insana fii akhsani taqwiim. (attiini. 4)

Artinya : demi sesungguhnya kami jadikan Insan itu pada sebagus – bagus rupa / bentuk / pendirian. Maqshudnya : sedemikian bagus rupa insan itu hingga tidak dapat dipandang dengan mata kepala dan tidak dapat diraba dengan anggota tubuh kasar. Terbanding dengan tubuh halus, maka tubuh dhohir itu belum sesempurna tubuh halus karena tubuh dhohir itu tersusun daripada – darah – daging – dan sebagainya, bahkan mengandunga najis dalam perut lagi pila terkena rusak – sakit – tua – dan binasa.
Bagaimana rupa insan diri yang halus yang bathin itu telah diterangkan dalam hadits qudsi : 

 

Wakhuliqol insanu ‘ala shurotirrahmani

Artinya : dan dijadikan insan itu diatas rupa rahman ( yakni : ‘ala shurati ismirrahmaan )
Siapakah rupa nama Rahman ? yaitulah nama kalimat (Allah–Allah–Allah) yaitulah seolah–olah tinta penulis (Nuur Muhammad) yang menyinarkan kalimat (Allah–Allah–Allah) itu pada sekalian tubuh, maka kalimat itu bergeraq dengan sendirinya–berbunyi dengan sendirinya–berkekalan–berkepanjangan–tiada berkeputusan.

Yaitulah Seolah-olah Tinta Penulis Nuur Muhammad Yang Menyinarkan Kalimat: Allah.Allah.Allah.Itu Pada Sekalian Tubuh, Maka Kalimat Itu Bergerak Dengan Sendirinya-Berbunyi Dengan Sendirinya-Berkekalan-Berkepanjangan-Tiada Berkeputusan.

Manakala nur muhammad itu bercahya – cahya pada sekalian tubuh yang zhohir beserta bathin, maka dikatakan insan itu juga               (tidak tidur hatinya) dan manakala Nur Muhammad itu tiada bercahya diluar tubuh pun juga tidak didalam tubuh batin, maka insan itu (mati hatinya) lagi pula hati itu dikatakan juga : ‘aqal , dalillnya ialah sabda rasulullalah :


Awalu makholaqollahul ‘aqlu

Artinya : mula – mula yang dijadikan oleh alah itu ‘aqal.
 

Al’aqlu nuurul fii qolbi.

Artinya : ‘aqal itu adalah cahya didalam hati.
Dan menurut ahli tashauf  daripada ahli thoreqat naqsabandiyah bahwa itu ada dikatakan  : (lathifah) dan terperinci dengan nama :
1.                        lathifatul qolbi
2.                        lathifatul ruuh
3.                        lathifatul siir
4.                        lathifatul khofi
5.                        lathifatul akhfa
6.                        lathifatulnnafsi anathiqoh
7.                        lathifatul kullijasadi
didalam bahasa kita suka disebut Sukma  firman Allah ta’ala 

 

Alaa lahulkholqu wal amru, tabarokallahu robbul ‘alamiin, (al – imran . 54)

artinya : ketahuilah : bagi allah segala makhluq ini dan segala urusan itu milik allah maha agung allah seru sekalian alam.

 
 
 Telah berkata syaihuna : ‘ilam annal insana murokabu min’asyroti lathoifi wahiya ‘alaqismaini

   Artinya : ketahuilah oleh kamu bahwa manusia tersusun dari sepuluh lathoif dan terdiri dari 

   Dua bagian
1 . ‘Alamul Amri :
      Lathifatul Qolbu…Lathifatur Ruuh…Lathifatus Sirr…Lathifatul Khofi…Lathifatul Akhfa
2 .  ‘Alamul Kholqo
Lathifatun Nafsi Annathiqoh
‘Anashir Maun-( Air )‘Anashir Narun ( Api )‘Anashir Rihun ( Angin )‘Anashir Turobun---( Tanah ).
Maka yang empat ini terhimpun dan dinamakan : lathifatul kulli jasadi


Bersambung ke_13_C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar