Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_12_B_AJAL KESEMPURNAAN MANUSIA.



HALANGAN BAGI MANUSIA:

Bahwasanya halangan bagi manusia yang suka berubah-rubah tanda kelemahan Makhluq itu ternyata didalam (adam) hukmi menampak perasaan sebagai berikut dibawah ini :
Pertama:
Yang  pertama nampak alam ruhiyah yaitu alam nyata,
Terang benderang bukan terangnya siang
Tidak berjihat
Timur
Barat
Utara
Selatan
Bawah/atas
Disitu nampak seolah-olah samudra tidak bertepi, itulah kenyataan (hati) berbaur cahaya otaq, dan ditengah-tengah samudra itu ada dzurriyyah sangat jernihnya laksana langit barat dikala petang hari, terang keemasan cahayanya, itulah kenyataan (jantung) berbaur cahayanya.
Joharul awwal yang meliputi sejatinya (hati) sebagai pembukanya, maqamnya dicipta,
Bertempat dipenglihatan,
Pendengaran,
Pembahu,
Perasa,
Dan perasaan,
Disebut (Mukashifat) kekuasaannya hanya memimpin segala shifat samwah, pada tatkala itu janganlah sampai khilaf terhadap tanda rupa yang sejati,
Kedua:
Yang kedua telah musnah ‘Alam ruhiyah, lalu nampak ‘Alam sirriyyah, yaitu ‘alam rahasia, terangnya melebihi ‘alam ruhiyyah, disitulah kedatangan cahaya empat warna,
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Itulah kenyataan budi mengeluarkan (nafsu) empat perkara, masing-masing menjadi rintangan (hati) berturut-turut menampak satu persatu.
1.      dan yang mula-mula nampak adalah cahaya hitam, itulah kenyataan nafsu luamah,
hawanya sewaktu hidup membawa :
haus,
lapar,
mengantuk,
dan yang sepertinya,
kenyataannya diperut besar,
keluarnya dari lisan,
dan kejadiannya dalam cahaya hitam menampak jenis binatang yang merayap, maka masing2 menggota agar dianggap tuhan. pengaruhnya pada gempa bumi,
‘alam nafsu yang disebut (‘alam nasut) yakni tempat (lupa) maksudnya adalah sewaktu hidupnya seperti mempertuhankan (nafsu luamah),
Banyak lupa/lali daripada mengingati Allah, lebih mementingkan banyak :
Makan,
Minum,
Tidur,
Maka hendaknya ingat-ingatlah dengan segala keteguhan : jangan sampai hanyut berada didalam cahaya hitam, kalau-kalau menjelma pada binatang /hewan yang (merayap).
2.      tiada diantara lama cahaya hitam lenyap lalu nampak cahaya merah, itulah :
keadaan nafsu amarah,
kenyataannya diampedu,
keluarnya dari telinga,
kejadiannya dalam cahaya merah menampak jenis2 budi sarani dan bangsa hantu, masing-masing menggoda agar dianggap tuhan, pengaruhnya : api menyala besar menjulang, alam nafsu itu disebut (alam jabarut), thabe’atnya geram tempat menderita kesukaran, awas disinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu (amarah),
mengumbar marah,
panas hati,
inkar/murka,
dendam,
hasut,
dan seperti itu, ingat2lah hendaknya teguh jangan sampai hanyut berada dalam cahaya merah,kalau2 menjelma pada (hantu)
3.      tiada antara lama cahaya merah lenyap lalu nampak cahaya kuning,
itulah keadaan nafsu sufiayah,
kenyataannya dilimpa,
keluarnya dari mata,
kejadianannya didalam cahaya kuning menampak jenis-jenis hewan unggas, dan bangsa burung yang dapat terbang, masing-masimg memgoda agar dianggap tuhan,
pengaruhnya (angin ribut yang besar),
alam nafsu itu disebut alam (lahut)
tabiatnya suka berubah-rubah,
tempatnya rongga segala anggauta badan,
disinilah tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu syahwat, keinginannya yang membawa kemurkaan : kegemaran/kesukaan pada kesenangan dunia sampai (lali) dan lupa mrngingat Allah.
Awas ingat-ingatlah! Hendaknya tetap teguh jangan sampai hanyut berada didalam cahaya kuning, kalau-kalau menjelma jenis-jenis atau hewan yang dapat terbang (seperti kelalawar dan sebagainya)
4.  tiada lama cahaya kuning lenyap lalu cahaya putih.
Itulah keadaan nafsu mutmainah, keadaannya ditulang keluarnya dihidung,
Kejadiaannya didalam cahaya putih menampak jenis-jenis bangsa ikan berada disamudra rahmah,
Masing-masing menggoda agar dianggap tuhan,
Pengaruhnya, air jernih tidak ketauan asalnya,
Alam nafsu yang disebut (alam malakut) artinya : istana tetapi hati-hatilah itu bukan istana sejati yang maha mulya hanya penggoda, disinilah tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti nafsunya yang menyuruh pada :
Rakus,
Tamak,
Gila harta,
Dan kedudukan/kemasyhuran, gila dunia dan kemauaan dan yang sepertinya,
Ingat-ingat dan waspadalah ! hendaknya yang teguh, jangan sampai hanyut dodalam cahaya putih kalau-kalau menjelma pada ikan atau bangsa hewan dalam air.
Ketiga :
Yang ketiga : setelah musnah (alam sirriyyah) lalu nampak (alam nurriyyah) yakni alam cahaya, terangnya melebihi alam
sirriyyah, disitu datang alam panca warna.
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Hijau,
Berbarengan dengan itu nampak terbentang !istana seribu indah permai semua, itulah kenyataan pancaindra yang dusebut (alam hidayah) yakni petunjuk karena memang menunjukan tempat terbentangnya istana, tetapi waspadalah itu bukan istana sejati yang teratur maha mulya, melainkan hanyalah : istana (pana sarana namanya misalnya juga :
1.      Istana yang teratur nampak cahaya hitam,
Itulah cahayanya dzat hewan yang bangsa merayap,
2.      Istana yang teratur nampak cahaya merah,
Itulah istananya bangsa hantu,
3.      Istana yang teratur nampak cahaya kuning,
Itulah istanya dzat bangsa burung dan hewan yang terbang,
4.      Istana yang teratur nampak cahaya putih,
Itulah istananya bangsa ikan dan hewan dalam air,
5.      Istana yang teratur nampak cahaya hijau,
Itulah istananya bangsa tumbuh-tumbuhan,
Tiba-tiba terdengar suara menyeruh menunjukkan pada istana yang agung maha mulya, padahal itu semua bukannya istana yang sejati maha hendaknya ingat-ingat dan waspadalah sampai dapat digoda untuk memilih salah satu, kalau-kalau termasuk kedalam istana yang sesat istana pana sarana namanya, dan disinilah banyak terjerumus yang selagi hidupnya,
Berdusta,
Menipu,
Licik,
Curang dan sepertinya,           
Ke empat : 
Yang kempat : Masih didalam Nurriyyah. disitu nampak cahya Jernih, didalam cahya da nyala berdiri memancarkan sinar delapan Warna :
1 . Hitam,
2 . Merah,
3 . Kuning,
4 . Putih,
5 . Hijau,
6 . Biru,
7 . Ungu,
8 . Merah muda,
Berbarengan dengan itu menampak seakan-akan syurga seribu permai semua, itulah kenyataannya (sukma), yang disebut (alam iskhat) yakni alam birahi (syaghafi) karena tempat menggoda rasa merasa jatuh cinta kepada syurga yang terbentang itu, padahal sesungguhnya bukan syurga yang suci yang penuh nikmat,
1 . Yang nampak syurga seribu hitam licin gelap gemerlap.itulah kanyataan rasa,             
     Maka jikalu berada disitu kalau-kalau jadi penghulu jin hitam.                                 
     Hatilah jangan sampai terhanyut didalamnya.
2 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu merah kemerahan.
     Itulah kejadian diri kedustaan ciptarasa.
     Hati-hatilah jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulu jin merah,
3 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu kuning keemasan,
     Itulah kejadian dari kacaunya cipta angan-angan
     Hati-hatilah jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin kuning.
4 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu putih, bersinar bersih,
     Itulah kejadian dari kesetiaan cipta / kebiasaan berkhayal ;
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin putih.
5 . Yang nampak seakan-akan syurga seribu hijau pelangi,
     Itulah kejadiannya dari kekuatan cipta anga-angan,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin hijau.
6 . Yang nampak seakan-akan syurga seribu biru gelap gemerlap,
     Itula dari reka daya ( pentas ) cipta,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulu jin biru.
7 . Yang nampak seakan-akan syurga seribu ungu,
     Itulah kejadian dari kelayakkan cipta,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulu jin ungu.
8 . Yang nampak seaka-akan syurga seribu merah muda berpencaran serupa merah delima,
     Itulah kejadian dari berubah-rubah cipta,
     Jika berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin merah muda,
     Maka tiba-tiba menghembus segala kayangan itu semerbak bau harum yang menarik rasa,padahal palsu belaka,
Ingat-ingatlah jangan sampai dirasakan, kalau-klau termasuk syurga penyesatan.
Orang tergoda disini yaitu mereka yang selagi hidupnya suka terbenam alam- khayal /lamunan,malas bekrja,suka memusatkan daya cipta pada jalan yang tercela, maka itu : berhati-hati
Kelima :
Yang kelima : musnah (‘Alam Nurriyyah,) maka menampak ‘Alam Uluhiyyah (Ilahiyya) artinya : ‘Alam ketuhanan, terangnya Melebihi ‘Alam Nuriyyah an disitu nampak cahya memancar. didalam cahya itu ada berbentuk seperti anak lebah berdiri dimaqom.
Fana, itulah warna sukma yang menambahi warna semua dan adalah meliputi idalam jagat besar (Raya) an jagat kecil beserta Isinya tetapi hidupnya dari purnamanya rasa.lalu tetkala itu atang malaikat menyerupakan –bapak- dan –kakek- laki-laki / leluhur Laki-laki, mengaku utusan dzat yang Maha Suci, katanya : isuruh membawa kekaramtullah. hati-hatilah an ingat-ingatlah Hendaknya tetap teguh !jangan sekali-sekali meng-imankan! dinilah bagi tergodanya orang yang selagi hidupnya suka membanyakan kessatan dan penyesatan jalan ketuhanan engan bid’ah dan kharfat.
Keenam :
Yang keenam : masih didalam Uluhiyyah, semakin bertambah terangnya isitu tampak cahya bersinar, didalam sinar itu ada bentuk macam-macam patung Kecil ari gadeng / semacam anak-anakan ari mutiara, bukan laki-bukan-perempuan-bukan-banci-berdiri imaqom baqau, itulah purnamnya rahsia yang menguasai i ‘alam semua, tetapi hidupnya, dari ( Dzat Athma.) pada ketika itu atanglah beda ari menyurupai-ibu-dan-nenek-yaitu leluhur perempuan an mengaku katnya : utusan Dzat yang maha suci yang suruh Untuk membawa ke karamatullah, maka ingat-ingat-lah jangan sekali-sekali meng-imankan. disinilah tergodanya orang selagi hidupnya  menggemari olok-olokan bermain-main.
Ketujuh :
Yang ketujuh : idalam Uluhiyah,terang benderang tiada hingganya tiada bandingnya, isitu tiada menampak apa-apa melainkan Nurcahya gilang gemilang tiada bayangan. itulah Dzat Athma yang isebut sajatinya Dzat, yang : 
Tiada Awal,
Tiada Ahkir,
Tiada Arah Jihat,
Tiada batas ang an tempat,
Tiada Rupa,
Tiada Warna,
Tiada berkesudahan,
Ashlinya segala ashal,
Azali abadi, semestanya meliputi sekalin ‘Alam semua,   
Meliputi menguasai segala maqom sempurna,
hidup serta menghidupkan,
Maha suci Dzatnya yang Maha Agung,
‘Ajibu Shifatnya,
Yang berkuasa Asmanya serta sempurna Af’alnya, yakni laisya kamislihi syaii-un,
Artinya : tiada yang menyerupai sesuatu apapun juga: Lam yakun lahu kufuan ahad, artinya : terada didalam hidup kita peribadi :
Wahuwa ma’akumm ainama kuntum , atinya : tiaa jarak antara ; bertunggal hamba tuhan,
Perhatian !
Janganlah syak dan diam dam janganlah ipersoalkan apalagi diperbantahkan an terutama tiak boleh dibicarakan ilmu ini engan siapa-siapa yang tiak satu maqam, manusia kan waktu saja.
Hati-hatilah hiup I alam syahaah ini : waktu jangan disia-siakan, tuhan jangan dilupakan an hawa nafsu jangan diikuti tetapi mesti ikenalikan,
Karena hiup ini sebenarbenarnya mati,
Mati sebenar-benarnya hiup,
Maka agar selamat perjalanan kita sebagai hidup yang selamat an sejahtra tiak terjerumus kealam (Neraka) kesesatan dan neraka-neraka pana sarana sebagaimana tersebut diatas, jaga dan kendalikan terutama segala kecelaan yang berpokok dari nafsu (amarah) dan nafsu (syahwat) keinginan, dengan melaksanakan (Takhalli tahalli).

Firman Allah ta’ala : balittaba’alladziina zhalamuu ahwaa ahum bighairi ‘ilmi, famal yahdi man adhallallaha, wamalahu minnashiriina (arruum-29), artinya : sebenar-benarnya segala mereka yang zhalim itu mengikuti (hawa nafsu) mereka dan tiada berilmu, maka siapakah yang memberi petunjuk kepada orang yang allah sesatkan, dan sekali-kali tiada ada penolong bagi mereka, dan lagi firmannya : ulaa-ika thaba’allahu ‘ala quluubihim wattabi’u ahwaa ahum. Artinya : Muhammad saw, mereka itu adalah orang yang telah terpatri oleh Allah atas hati mereka dan mereka itu mengikuti hawa nafsunya,

Dzikir Janin Dan Dzikir Mayyit:

Bahwasanya dzikir janim dan dzikir mayyit ini termasuk (dzikir sirryyah) yakni dzikir rahasia, dan menjalankannya dengan syarat terpimpin oleh guru mursyid pada dzikir janim orang berdzikirnya duduknya dalam keadaan terbungkus seperti duduknya janim yang telah (9) bulan mengingati dirinya sampai apada tatkala (nuqthah), pada dzikir mayit dapat dikerjakan sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan pengawasan guru mursyid, mulai dari :
Dimandikan,
Dikafankan,
Dikuburkan,
Bahwasanya kala berhasil dapatlah seorang : melihat mengalami apa-apa, yang datang kepadanya dari segala ‘amal perbuatannya, yang baik dan yang buruk selama itu sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah ta’ala,
Iqraa kitabaka binafsika yauma ‘alaikassibaan (al-isra-14)                                                                                                
Artinya : bacalah kitab catatan amal perbuatan engkau, cukuplah engkau sendiri yang menghitungnya (baik dan buruknya)

Rahmat Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A11 Cirebon Jabar
 
Tamat

Wallahu ‘alam bishshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar