Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_11_E_MENGENAL DIRI



SEBENAR-BENAR-NYA HIDUP:


Bermula yang sebenar-benarnya hidup itu atas empat perkara : 
1.     Syare’at
 Nyata pada tubuh jasmani, kenyataan insan seperti tempat lampu,
2.   Thareqat
 Nyata pada hati /qalbu kenyataan ruhani seperti sumbu, 
 3.   Haqeqat
Nyata pada nyawa/ruuh, kenyataan Muhammad seperti minyak lampu,
4.   Ma’rifat
 Nyata pada rahasia/siir, kenyataan Allah seperti cahya lampu, 
1.      awwalu,
Bahwa awal Muhammad itu pada cahya, 
2.      Akhiru
Bahwa akhir Muhammad itu ruhani hati, 
3.      Zhahiru
Bahwa zhahir Muhammad itu insan tubuh, 
4.      Bathinu
Bahwa batin Muhammad itu rabbani rahasia,


berkata ahli shufiah : al-insanu zhahirullah, wallahu batinuhu
artinya : insan itu zhahirnya Allah dan allah itu batinnya manusia
Bahwasanya yang sebenar-benarnya hidup itu (nyawa),yang sebenar-benarnya (nyawa) itu (rahasi) yang sebenar-benarnya (rahasia) itu (Dzat-tullah) itulah yang meliputi pada semesta alam.
NAFAS:

Bahwasanya nafas itu yang dinamai : sebenar-benarnya (hidup), dan yang sebenar-benarnya (Hidup) itu ajali dan menjadi rahmat, yakni dinamaka dia (Alif’aridhi) adapun (alif ‘aridi) itu berdiri di dalam (’Alam syahadah) dan yang sebenar-benarnya (Syahadah) itu (Alif mutakalim wahdah) artinya : yang berkata dengan sendirinya, disebut (Ta’ainul awwal) yakni kenyataan yang pertama. 
Adapun nafas itu adalah suatu alat (perkakas) untuk berhubungan antara (Khalaq dan Khalik), oleh karena Allah ta’ala menciptakan rupa manusia menurut kehendaknya melalui dari semenjak sebagai (biniah/titik) yang diturunkan oleh Allah (Dzurriyyah) itu kedalam Rahim 9tanah suci) ibu sampai masa seratus dua puluh empat hari tetkala mana berulah Allah memasukan (nyawa) kedalam batin itu.

Kemudian diberinya suatu alat/perkakas untuk berhubungan langsung antara (khalaq dan khalik) yaitu (Nafas) yang dijalankan masuk keluar.


Firman Allah huwalladzi yushawwiruku fiir-arhami kaifa yasya-u laa ilaha illaa huwal’aziizul hakiim

Artinya ; Dzat Allah menciptakan rupa kamu di dalam tanah suci (rahim) ibu kamu sebagaimana yang di kehendakinya jua tiada Tuhan yang disembah melainkan Dzit Allah yang maha luhur lagi bijaksana.
Perihal:Nafas.

Bermula yang dikata----Nafas----Itu empat macam,yaitu:
1.  Nafsu
2.  Anfusu
3.  Tanafusu
4.  Nufuusu
1 . Bahwa sanya yang bernama---Nafsu---ialah yang masuk-keluar daripada mulut,
Dan shifat rupanya itu : Hitam
Maqamnya itu : Nafsullawamah
Dan ‘alamnya itu : Nasut (‘alam syahadah)
Dan tempatnya itu kepada tubuh, taitu kenyataan…..Af’alullah….Latataharrok dzurratu illa bi-idznillahi
2. bahwasanya yang bernama (Anfusu) ialah yang masuk keluar daripada (Telinga).
Dan nafsunya itu (amarah), dan alamnya itu Malakut (‘Alam Malaikat) dan tempatnya itu (Hati), yaitu kenyataan (Asma ullah)    
3.      adapun yang bernama ….Tanafusu…..ialah yang masuk keluar daripada (mata)
dan sifatnya itu ((sawiyyah radhiyah)
dan ‘Alamnya itu (‘Alam Nabi-nabi)
dan tempatnya itu kepada (Nyawa), yaitu kenyataan ….Shifatullah…..
4.      adapun yang bernama…..Nufusu…..ialah yang masuk keluar daripada (Hidung),
dan shifatnya rupanya itu (Putih),
dan nafsunya itu (Mutmainah, an alamnya itu (‘Alammullah),
dan tempatnya itu kepada (Rahasia) yaitu kenyataa ,,,,,,,Dzatullah….
Adapun (nafas) manakala naik (keluar) maka tempatnya kepada .................(abu jalali)
Adapun (nafas) manakala turun (masuk) maka tempatnya kepada .............(abu jamali)
Adapun (nafas) manakala berhenti (tidur) maka tempatnya kepada............ (abu qahar)
Adapun (nafas) manakala hilang (mati) maka tempatnya kepada ...............(abu kamal)


Telah berkata syaihunal-mursyid :

Kullu nafsi yakhula bighairi dzikri fahuwa mayyita kalhayawan walbaha-imi fiidunya wafiil-akhiratillayanfa’u bal yadhurru wayusyaqqa wayu’adzabu abadan.

Artinya : bahwasanya tiap-tiap (nafas) yang keluar masuk yang kosong dari mengingati Allah maka orang itu (mayat) seperti (hayawan) dan binatang buas yang di dunia maupun di akhirat tiada berguna bahkan menyusahkan dirinya dan di binasakan dan tersiksa selamanya.

Demikianlah, dengan memperhatikan diri itu akan mendapati pula segala kejadia di bumi dan dilangit yakni, mengenal akan diri itu akan mengenal pula apa-apa yang di bumi dan di langit.
 


Bersambung ke_11_ F


Tidak ada komentar:

Posting Komentar