Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_11_B_MENGENAL DIRI



KEJADIAN INSAN.

1. adapun kejadian insan itu martabatnya : kejadian dzahir insan adalah martabat
Pertama : tetkala dari bapak itu (Nuqthah) namanya yaitu :Maa-ul hayati (Air hidup) sifat hayat, bahwasanya maua-ulhayat itu tempatnya didalam syurga ketujuh berdekatan dengan Air qashar.
2. bermartabat kedua : tetkala jatuhnya maa-ulhayat masuk kedalam tubuh jasmani itulah (Dzurriyyah) namanya
3. martabat ketiga : tetkala jatuhnya (dzurriyyah) masuk kedalam (tulang shulbi) itulah (mani) namanya yakni ! syifattullah yang artinya martabat yang ketiga itu pada (syifat ma’ani) :
1. ‘Ilmu
2. Hayat
3. Qudrat
4. Iradat
5. Sama’
6. Bashar
7. Kalam
Maka dalam itu hendaklah ibu bapak berkelakuan baik-baik dan berhati-hati
4. kemudian daripada itu maka turun dia dari maqam (‘Ala) kepada maqam (sulfa) itulah yang disebut (Assafi’iina) yaitu daripada kandungan bapak kepada kandungannya ibu.
Serta berjumpa kepada mani bapak dan ibu, maka dinaikan (Nuqthah) artinya :Nuqthah itu bersama-sama menjadi satu titik inilah (masrah) keduanya, maka  dinaikan dia (Nuqthah) artinya : bercampur (mani) bapak dengan (mani) ibu maka itu menjadi (zurriyyah). Adapun tatkala dzurriyyah itu masih masing-masing kedudukannya yaitu bahwa bertingkat-tingkat :
1.      daulatul Qaiim , itulah dzurriyyah dari bapak yakni titik dari bapak, maka keadaannya itulah yang membawa syifat (Jamal)
2.      Nurul Qadiimu , kediamannya itu (mani bapak) pada mata bapak,
3.      Joharul Qadim, kediamannya mani bapak ini pada perut bapak dinamakan (Masyiinuna)

DEMIKIAN PULA DZURRIYYAH DARIPADA IBU SEPERTI JUGA HALNYA DZURRIYAH  PADA BAPAK.

Didalam keadaannyapun bertingkat-tingkat pula, seperti pada bapak, maka mani mapak yang jatuhnya kedalam tanah suci itu (Alif awal) namanya. Dan juga berjumpa dzurriyyah itu jadilah (dua titik) maka (Nuqthan) namanya, atau disebut dengan nama (dua alif) namanya.
1.      Alif awal…itu dzurriyyah bapak, maka itulah yang menjadi anak.
2.      Alif sani …itulah dzurriyyah ibu, inilah rupanya.(……ada gambarnya disini……..)
Dan apabila masrah keduanya yakni menjadi satu, maka jadilah berlaku suatu kelakuan, maka dinamakan ia (Nuqthah) inilah rupanya (……ada gambarnya disini…………..)
Kemudian juga masrah keduanya dalam (rahim ibu) sampai paa bilangan cukup (40) hari maka dinamakan dia (Nutfah) inilah rupanya (………………….)
Seterusnya manakala dialam rahim ibu cukup bilangan (80) hari, dinamakan dia (‘Alaqah) inilah rupanya (……………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (90) hari, maka dia dinamakan dia (Mudghah) inilah rupanya (………………)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (120) hari, dinamakan dia (Hayyun) inilah rupanya (…………………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (9) bulan atau (12) bulan maka dinamakan dia (Janin) inilah rupanya (………….)
Maka telah cukuplah syifat-syifat-nya itu, inilah kehasilan-nya (Insanul kamil) yang bernama (syifat Rahman) yang daripada Allah (Joharul Qadiim) daripada mani bapak / ibu pada perut, dan yang bernama (syifat Arrahiimu) yang daripada Allah SWT, itulah haqeqat (insanul kamil)


Firman Allah SWT, walaqad khalaqnal insana min sulalatin min thiin, tsumma ja’alnahu nutfatan fii qararim-makiin, tsumma khalaqna nuthfata ‘alaqatu mudhghatan fakhalaqnal mudhghatan ‘izhaman fakasaufal ‘izhama lahma, tsumma ansyaa-anahu khalaqna akhara, fatabarakallahu ahsanal khaliqiina.

Artinya : demi sesungguhnya kami (Allah) telah memulai penciptaan manusia daripada (air) yang tersaring dari sarinya tanah, lalu kami jadikan (air mani) ditempat diamnya yang kokoh kemudian kami jadikan (mani) itu (darah segumpal) maka kami jadikan segumpal (darah) itu daging sepotong lalu kami jadikan tulang maka kami jadikan tulang2 itu dibungkus dengan daging , kemudian kami berkenan terbitkan dia kejadian baru (manusia) yang elok, maka telah memberkati Allah yang sebagus-rupa rupa.yang maha menjadikan.
Maka demikian itulah ringkasan haqeqat (Insanl kamil) yakni yang sebenar-benarnya (diri) dan yang sebenar-benarnya (tuhan), sebagaimana telah berkata ahli shufiyatul muhaqiqiina :

Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu. Maksudnya : mengenal haqeqatnya yakni : mengenal : dzatnya, shifatnya, af’alnya,
asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.

Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya dengan sebenar-benar mengenal, maka sesungguhnya dia mengenal akan tuhannya dengan sebenar-benar mengenal, maksudnya: mangenal haqeqatnya yakni : dzatnya, shifatnya, af’alnya, asmanya, sebagaimana firman Allah SWT. 
 

Wallahu khalaqakum wamata’maluuna (ashafat-96)

Artinya : bahwasanya Allah yang telah menjadikan kamu dan apa perbuatan-perbuatan kamu, maksud maradnya ayat ini menerangkan bahwa Allah bersesuatu keduanya (di antara khalaq dan makhluq) yakni keadaannya insan itu keadaannya Allah pada bathinnya dan pada zhahirnya : 
 

Al-insanu zhahirullahu, wallahu bathinuhu.

Artinya : manusia itu zhahir Allah, dan Allah itu bathin manusia.

Oleh karena segala (geraq dan diam) itu sebenar-benarnya tiayada sesuatu yang lain hanyalah (af’alullah jiwanya ):
 

Laa tataharrak dzurrata illaa bi-idznillahi.
Artinya : tiadalah geraq sesuatupun hanya serta idzin Allah (hanya geraq allah juga haqeqatnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar