Panduan Dzikrullah

Panduan Dzikrullah

Rabu, 21 Oktober 2015

BAB_10_B_TUJUH LATHIFAH RAHASIA DAN HIKMAHNYA-A’LAMNYA-DAN SHIFATNYA



 

NASIHAT

Memperturuti kehendak (hawa nafsu) yang ada di dalam (lathifatul qalbi) itu membawa manusia menjadi (kafir), 
 

Qalallahu ta’alaa : ara-aital manittakhada ilaahahu hawaaihu, afa antatakuunu’alaihiwakila.(al-furqan-43)

Artinya : adakah engkau melihat orang yang menjadikan (hawa nafsunya) sebagai tuhannya? Maka apakah engkau menjadi
pemeliharaannya orang yang demikian? orang yang mempertaruhkan (hawa nafsu) berarti dia kafir.

  
Telah bersabda Nabi swa, Layu’minu ahadukum hatta yakuunu hawahu tab’an lima ji’tubihi.

Artinya : tidak sempurna iman kalian sampai manakala hawanya mengikuti ajaran yang Aku datangkan dengannya.

 

Dan lagi firman Allah ta’ala : fa-amma man thaghaa, wa-aktsaral hayatiddunya, fainnallaha jahiima hiyal ma’waa (annazi’at-37-38-39)

Artinya : adapun orang yang melampaui batas (kehambaan) dan yang mengutamakan kehidupan (dunia) ini, maka sesungguhnya (neraka jahim) adalah tempat tinggalnya.

 

Wa-amma man khafa maqama rabbihi wanahaan-nafsa ‘anil hawaa, fa-innal jannata hiyal ma’waa. (annazi’at 39-40)
Artinya : dan bahwasanya orang yang takut akan hari berdiri dihadapan tuhannya serta manahan (nafsu) dari mengikuti keinginan yang rendah maka sesungguhnya syurga itu tempat tinggalnya.

Bermula alam lathifatul qabu disebut alam syahadah, dan qadim wilayahnya Nabiyullah Adam as, dan nurnya itu kuning, dan ashal anasirnya,
Al-mau…….air
An-narun…..Api
Ar-rihun……Angin,
At-turabun………….Tanah,
Dan pada jurusan itu tempatnya (nafsu hawa Iblis) maka dihancurkan (dibakar) dengan (dzikrullah) lafadz al-jalalah (Allah,Allah,Allah) dengan tatacara tertentu dengan terpinpin oleh syaihul mursyid (5000x)
 

Perhatikan pula firman allah ta’ala : fadzkurullaha kadzikrikum abaa-akum au asyadda dzikran (al-baqarah 200)
Artinya :  hemdaklah kalian mengingat Allah (menyebut-nyebut Allah) sebagaimana kalian supaya menyebut-nyebut orang tuamu atau lebih banyak/sering menyebut-nyebut nama Allah dari pada menyebut-nyebut orang tuamu.
 

Dan telah bersabda Rasulullah saw : aktsiruu dzikru llahi ‘alaa kulli hali fa-innahu laisa ‘amalu ahabba ilaallahi walaa anjaa lil’ibadi min kulli syai-in fiiddunya wal-aakhirati min dzkrillahi (rawahu thabrani)

Artinya : perbanyaklah berdzikir menyebut nama Allah pada tiap2 keadaankeadaan bagaimanapun juga sesungguhnya itu tiada ‘amal yang terlebih baik disukai bagi Allah dan tiada menyelamatkan hamba daripada segala urusan dunia dan di akhirat daripada ‘amal berdzikir menyebut-nyebut nama Allah.

Dalam sebuah hadits  yang diriwayatkan dari saidina ‘ali ra, katanya :
 

Qultu Yaa Rasulullahi, Ayyuth-thariiqi aqrabu ilallahi wa as-aluha ‘alaa ‘ibaadillahi wa-afzhaluha ‘indallahi ta’alaa? Faqala : faqala yaa’aliyyu ‘alaika bidawami dzikrillahi, faqala ‘aliyyu : kullunnasi yadzkuruunallaha, faqala saw : yaa ‘aliyyu, laa taquumussa’atu hattaa laayabqaa ‘alaa wajhil-ardhi man qala : ( Allah, Allah)

 Artinya : Aku berkata : wahai Rasulullah, manakala jalan / thareqat yang lebih mendekatkan kepada Allah dan jalan yang semudah-mudahnya bagi hamba Allah dan yang seutama-utamanya dari sisi Allah ta’ala, maka bersabda Rasulullah saw, wahai ‘ali tidaklah terjadi (huru-hara qiyamat) sehingga tiada lagi dikekalkan dari permukaan bumi ini orang yang mengucap (Allah, Allah, Allah),
 

Dan lagi bersabda Rasulullah : inna likulli syai-iin saghalatan qalbi dzikrullahi.
Artinya : sesungguhnya bagi tiap-tiap sesuatu ada alat pencuciannya/pembersihnya, maka sesungguhnya pencuci (hati) itu ialah (dzikrullah
2 . Lathifatur-ruuh,

Bermula ‘alamnya lathifatur-ruuh itu ‘alamnya (malakut) dan qadim wilayahnya thareqat sanatan Nabiyullah Ibrahim as, dan Nabiyullah Nuuh as.
Dan nurnya itu ahmar (merah) tidak terhingga
Dan anasirnya itu narun (api) tempat pengasih dan terhalus hati,
Suka/duka,
Rasa goyah dan tak tetap,
Dan pada jurusan itu kelakuannya syifat bahaimi (binatang) yakni
Thama,
Gila dun-ya/harta,
Kikir,
Gemar banyak makan dan minum,membawa lali dan lupa kepada allah, maka dihancurkan dan diberantasnya dengan dipalukan Dengan palu yang keras tekanan yang kuat serta digoreskan dengan geresan yang nyata kedalam Lathifatur-ruuh Dzikir kalimat lafazh Al-jalalah----Allah----Allah----Allah---1000 x ----dengan syarat-syarat tertentu dan engan terpimpin oleh syaihul mursyid, sehingga Shifat bahimiyah itu terkikis bersih. adapun Lathifatur-ruuh itu bertempat pada yang ikendarai Rob-bu ----paru-paru----Jasmani tetapi bukanlah bertempat didalamnya  atau iluarnya paru-paru hanya Lathifatur-ruuh itu berhubungan dengan paru-paru an bagaimana Haqeqat berhubungan-nya hanyalah Allah Yang Maha Mengetahuinya.

Maqomnya Lathifatur-ruuh itu (Nafsul Mulhimah), tempat turunnya limpah karunia Allah subhanahu wata’la:(muroqobatu Ma’iyyah) ketika pana yang kedua, yaitu (merasai) yaitulah orang yang merasai (dapat merasa) tajallillah.

3 . Lathifatus-sir :

Bermula alamnya alam (jabarut) wilayahnya (thareqat snatan) Nabiyullah Musa as dan nurnya itu (abyadhu-putih) tak terhingga, dan anashirnya itu (alma-u-air) shifat qahar
Lathifatussir bertempat pada yang dikendarai  jasmani dan pada jurusan itu kelakuannya shifat-shifat al-hayawanul waha-usu (binatang buas) yakni :
Pemarah,
Penindas,
Pemeras,
Perampas hak orang,
Kejam,
Dengki,benci,
Sampai hati
Tidak mengasihi orang susah,
Tidak menolong orang yang membutuhkan,
Gila kekuasaan dan semacamnya itu,
Maka shifat-shifat yang keji itu dikikis dihancurkan dengan goresan yang kuat (berdzikir) didalam (lathfatussir) ini kaliamat lafadz al-jalalah (Allah,Allah,Allah), banyaknya (1000x) dengan sarat dan ketentuan yang terpimpin oleh syaikhul mursyid.
Lathifatussir adalah tempat terbitnya :
Suka cita,
Riang gembira,
Pengasih,
Penyayang,
Penyantun kerahmatan,
Adapun alamnya lathifatussir ialah alam jabarut,(ruh idhafi), Ashal penglihat rasa panas dan dingin, maqam nafsu mutmainnah, Tempat turunnya limpah karunia muraqabah ketika pena yang kedua (muraqabatul ma’iyah), Ruuh Idhofi,


Bersambung ke_10_C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar